Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Olahraga Perlambat Proses Penuaan? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 08/08/2023, 13:38 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Health

Para peneliti juga berhipotesis, semakin intens olahraga, semakin besar kemungkinan potensi perlindungan dari penuaan dapat terjadi.

Mereka juga mengindikasikan manfaat perlindungan yang mungkin terjadi membutuhkan olahraga teratur dari waktu ke waktu, bukan olahraga yang dilakukan di kemudian hari.

Baca juga: 5 Jenis Olahraga yang Dianjurkan di Usia 50-an

• Perubahan tubuh terjadi di dalam sel
Dalam sebuah studi European Heart Journal, para peneliti mencatat dua perubahan penting sel dari pelari dan orang yang melakukan latihan interval intensitas tinggi (HIIT).

Hasilnya, telomer mereka memanjang dan telomerase meningkat.

"Efek-efek ini keduanya penting untuk penuaan sel, kapasitas regeneratif, dan mendukung penuaan yang sehat," kata penulis studi dari Leipzig University Jerman, Ulrich Laufs, MD, dalam sebuah pernyataan.

Telomer secara alami menyusut dari waktu ke waktu. Ketika telomer menyusut, sel-sel akan mati dan tidak terus membelah.

Kematian sel juga berperan dalam hal-hal seperti terbentuknya kerutan, pertumbuhan uban, serta risiko masalah kesehatan yang berkaitan dengan usia, yaitu penyakit jantung, penurunan kognitif, dan bahkan kematian dini.

Para peneliti berhipotesis, jenis-jenis olahraga tersebut memengaruhi kadar oksida nitrat dalam darah.

Oksida nitrat meningkatkan aliran darah sehingga hal ini dapat memengaruhi perubahan sel pada kedua kelompok partisipan.

Baca juga: Benarkah Kardio Jadi Olahraga Terbaik untuk Membakar Lemak?

Latihan kardio dan latihan kekuatan bermanfaat untuk anti-penuaan
Studi European Heart Journal menemukan, latihan kardio bermanfaat dalam hal efek anti-penuaan.

Olahraga seperti berlari, berenang, atau bersepeda dan HIIT sama-sama memperlambat tanda-tanda penuaan dibandingkan dengan angkat beban, setidaknya pada tingkat sel.

Kendati demikian, menurut editorial dalam studi European Heart Journal, ini bukan berarti latihan kardio adalah yang terbaik untuk kebugaran fisik, karena semua olahraga sama baik dan bermanfaat.

Baca juga: Olahraga Jalan Cepat atau Lari, Mana yang Lebih Sehat?

Dengan kata lain, kita tidak perlu berhenti melakukan sesi latihan kekuatan. Khususnya untuk lansia, latihan kekuatan membantu meningkatkan kemampuan untuk bergerak dan meningkatkan berapa lama seseorang tetap sehat.

Latihan kekuatan sangat penting untuk mengatasi osteoporosis, yaitu kondisi penurunan kekuatan, kepadatan mineral, dan massa tulang.

"Data kami mendukung rekomendasi pedoman European Society of Cardiology saat ini apabila latihan kardio harus menjadi pelengkap latihan kekuatan, bukan sebagai pengganti."

Demikian penuturan salah satu penulis studi dari Saarland University di Jerman, Christian Werner, MD.

Hal yang sama berlaku untuk pedoman olahraga yang menyarankan agar orang melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik aerobik intensitas sedang per minggu dan setidaknya dua sesi aktivitas penguatan otot.

Namun, perlu diingat, apa pun olahraga yang kita pilih, bicarakan dokte atau ahli kesehatan yang bisa memberikan informasi lebih lanjut tentang jenis dan jumlah aktivitas fisik yang sesuai dengan kebutuhan.

Baca juga: 6 Latihan Beban untuk Hilangkan Lemak dan Bangun Otot Perut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com