Umumnya, pembedahan dilakukan saat ibu hamil dalam kondisi terjaga namun mendapatkan suntikan epidural di tulang belakang untuk membuat bagian bawah tubuh mati rasa.
Baca juga: Pro dan Kontra Pengggunaan Epidural Saat Melahirkan
Selama operasi, ibu tidak akan merasakan sakit karena bius tersebut meskipun ada kecenderungan merasakan tekanan atau sensasi menarik saat bayi dikeluarkan dari rahim.
Di ruang operasi, dokter membuat sayatan tepat di atas garis celana dalam untuk masuk ke dinding perut lalu membuat sayatan lain di dinding rahim.
Tali pusar lalu dipotong, plasenta dikeluarkan dan sayatan tersebut ditutup kembali.
Setelah persalinan pervaginam, para ibu baru umumnya masih harus dirawat di rumah selama 1-2 hari.
Efek samping pasca melahirkan secara normal termasuk pendarahan vagina, kram, bengkak, nyeri, sembelit, dll.
Ibu yang melahirkan secara caesar biasanya akan mengalami efek samping yang lebih parah meskipun keluhannya bisa bervariasi karena tingkat nyeri pasca operasi yang berbeda.
Diawali dengan merasa sedikit mual dan lemah selama beberapa hari pertama setelah operasi termasuk batuk, bersin, dan tertawa yang dapat memicu rasa sakit.
Baca juga: 3 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Operasi Caesar
Pada 1-2 hari setelah caesar, para ibu disarankan untuk bangun dan mulai bergerak untuk mencegah penumpukan cairan di paru-paru, meningkatkan sirkulasi, dan membantu pencernaan.
Ibu yang melahirkan dengan operasi caesar bisa pulang dalam 2-4 hari setelah jahhitannya dilepas dan diobati.
Biasanya diberikan obat pereda nyeri dan direkomendasikan untuk beristirahat selama beberapa pekan setelahnya.
Rasa sakit akibat operasi caesar mungkin akan bertahan namun biasanya pulih sempurna dalam waktu 1-6 minggu.
Baca juga: Perbedaan Melahirkan Metode ERACS dan Operasi Caesar Konvensional
Tindakan ini biasanya membutuhkan jahitan sehingga menyebabkan rasa sakit yang cukup signifikan.
Setelahnya, risiko kontrol kandung kemih dan prolaps organ panggul mungkin terjadi.