KOMPAS.com - Kualitas udara di beberapa daerah di Indonesia, terutama Jakarta, kian memburuk belakangan ini.
Berdasarkan data dari sejumlah aplikasi pengecekan kualitas udara seperti AirVisual dan Nafas, dalam seminggu terakhir nilai air quality index (AQI) Jakarta berada di angka 80 hingga lebih dari 100.
Artinya, kualitas udara dinilai cukup berbahaya (moderate) hingga sangat berbahaya (unhealthy) bagi kesehatan, terlebih pada kelompok yang sensitif seperti anak-anak.
Menurut dokter spesialis anak sekaligus pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH, polusi udara yang tinggi ini menjadi pemicu masalah pernapasan pada anak.
Baca juga: Polusi Udara Picu Kekambuhan Asma
"Ya, polusi udara memang lagi tinggi dan menyebabkan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak juga ikut meningkat."
Demikian kata dia saat ditemui di acara memperingati Hari Anak Nasional, di Jakarta, Selasa (15/8/2023).
"Banyak anak batuk pilek tidak sembuh-sembuh karena alergi terhadap polutan," ungkapnya.
Kendati polusi udara meningkat, belum ada kebijakan atau aturan yang memperbolehkan anak kembali melakukan aktivitas belajar di rumah sehingga anak tetap harus pergi ke sekolah.
Untuk itu, Dr Bernie merekomendasikan agar anak-anak menggunakan masker setiap kali ke sekolah atau ke luar rumah, serta menjaga kesehatan.
"Solusi jangka pendeknya anak harus menggunakan masker, karena bagaimana pun juga mereka kan tetap membutuhkan kegiatan di luar ruangan atau outdoor," kata Dr Bernie.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.