Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Belanda Paling Bahagia di Dunia, 6 Pantangan Orangtua Ini Perlu Ditiru

Kompas.com - 12/09/2023, 08:40 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Anak-anak Belanda disebut sebagai yang paling bahagia di dunia, berdasarkan laporan UNICEF beberapa waktu lalu.

Negeri ini dinilai sukses mewujudkan kesejahteraan anak-anak dibandingkan seluruh negara lainnya.

Tentunya, hal tersebut tak lepas dari gaya parenting yang diterapkan oleh para orangtua di Belanda.

Baca juga: Pria India Jarang Bercinta, Pria Belanda Mahir Manjakan Perempuan

Veronique van der Kleij, psikolog keluarga di Belanda, mengatakan setiap pengasuhan di banyak budaya sebenarnya memiliki manfaatnya masing-masing.

"Anak-anak Belanda secara konsisten menduduki peringkat paling bahagia di dunia. Hal ini membuat saya berpikir bahwa kami melakukan hal berbeda di sini untuk membesarkan anak-anak yang lebih bahagia dan tangguh," ujarnya.

Menurut pakar yang telah berpengalaman selama lebih dari 10 tahun ini, ada sejumlah perilaku yang tidak pernah dilakukan para orangtua di Belanda.

Baca juga: Orangtua di Belanda Tuntut TikTok Rp 24 Triliun karena Bahayakan Anak-anak

Pada akhirnya, ini membuat buah hati mereka lebih bahagia dan tumbuh dengan optimal.

Berikut daftarnya, dikutip dari CNBC.

Tidak mengantar anak ke sekolah naik mobil

Budaya naik sepeda di Belanda memang sangat dominan, yang juga berdampak pada gaya parenting.

Anak-anak diperkenalkan dengan mode transportasi ini sejak dini, mereka diikatkan ke sepeda orangtuanya yang dikayuh dalam cuaca apa pun sejak bisa duduk.

"Bersepeda melewati badai – tentu saja dengan perlengkapan hujan yang tepat – mengajarkan anak-anak bahwa apa pun rintangan yang mereka hadapi dalam hidup, mereka akan mampu melewatinya," ujar Veronique.

Baca juga: Bersepeda ke Kantor Saat Hujan? Perhatikan Dulu 5 Tips Ini

Saat sebagian besar anak berusia 9 atau 10 tahun, banyak orangtua yang membiarkan buah hatinya bersepeda ke sekolah atau ke rumah teman sendiri.

Perilaku ini mengajarkan kebebasan, kepercayaan diri sekaligus kemandirian yang berguna hingga dewasa.

Tidak pernah membatasi anak-anak

Artinya, anak-anak Belanda dibebaskan untuk beraktivitas tanpa terlalu banyak pengawasan dari orangtuanya.

Misalnya saat bermain di taman atau area terbuka yang memungkinkan anak berlarian, memanjat atau terjatuh.

Sejak kecil, mereka didorong untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar, percaya pada diri sendiri, dan bangkit sendiri saat terjatuh.

Baca juga: 6 Manfaat Bermain bagi Anak, dari Fisik hingga Emosional

Tidak bekerja lebih dari 40 jam seminggu

"Salah satu alasan terbesar orang Belanda begitu bahagia adalah karena mereka menghargai keseimbangan kehidupan dan pekerjaan," kata Veronique.

Riset 2021 mendapati hampir separuh angkatan kerja di Belanda memiliki pekerjaan paruh waktu.

Para ayah di Belanda juga mengambil setidaknya satu hari libur setiap minggu untuk dihabiskan bersama anak-anak mereka.

Baca juga: Pengeluaran untuk Liburan Keluarga Lebih Bermanfaat Ketimbang Beli Mainan Anak

Memiliki waktu khusus di rumah berarti lebih banyak ruang untuk aktivitas anak-anak, seperti teman bermain, klub dan olahraga, atau waktu senggang tambahan untuk dihabiskan bersama orangtua.

Tidak pernah makan secara terpisah dari anak-anak terlalu sering

Ilustrasi keluarga sedang bermain bersama.National Cancer Institute Ilustrasi keluarga sedang bermain bersama.
Orangtua di Belanda berkomitmen untuk makan bersama setidaknya satu kali setiap hari dengan anak-anaknya.

Momen ini dijadikan waktu bagi anggota keluarga untuk terhubung dan membicarakan keseharian mereka.

Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Rasa Bahagia, Salah Satunya dengan Mandi

"Merasa terhubung meningkatkan kesehatan mental seluruh anggota keluarga dan berkontribusi pada anak-anak yang lebih bahagia dan seimbang secara emosional," terang Veronique.

Tidak pernah mengabaikan struktur

Sejak anaknya lahir, para orangtua Belanda cenderung menerapkan 'rust, reinheid, regelmaat' yang bisa diartikan 'istirahat, kebersihan, dan struktur'.

Hal ini diterapkan dengan jadwal harian yang jelas dan konsisten sehinga anak-anak Belanda bisa tidur siang lebih banyak dan mengutamakan stabilitas.

Untuk tumbuh kembang yang optimal, anak-anak membutuhkan struktur, kepastian, istirahat, dan kebersihan.

Ini membantu mereka merasa aman dan nyaman menjelajahi hal-hal yang tidak diketahui.

"Bentuk pengasuhan yang lebih otoritatif sering dikaitkan dengan perkembangan anak yang positif," tandas Veronique.

Baca juga: Gentle Parenting Vs Tiger Parenting ala Asia, Mana yang Lebih Baik?

Tidak pernah memaksakan pendapat kepada anak

Orangtua di Belanda ingin membuat anak merasa dilihat dan didengar.

Mereka melibatkan anak-anak mereka dalam proses pengambilan keputusan segera setelah buah hatinya dapat memahami bahasa dan berkomunikasi.

Dengan cara ini, anak-anak belajar bernegosiasi dan menetapkan batasan pribadi sejak usia muda.

"Ketika kita meminta pendapat anak-anak kita dan mendengarkan mereka dengan sungguh-sungguh, mereka akan lebih mungkin mengembangkan rasa harga diri yang positif," jelas Veronique.

Baca juga: Berdebat dengan Pasangan di Depan Anak, Bolehkah?

Para orangtua di Belanda juga tidak segan-segan mendiskusikan topik-topik yang tidak nyaman seperti seks, narkoba, dan gender.

Perilaku menerima anak apa adanya membuat mereak bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang percaya diri, bahagia, dan seimbang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com