Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda-tanda Kecemasan Meningkat, Jangan Diabaikan

Kompas.com - 18/09/2023, 05:49 WIB
Elisabeth Christ Adventia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

· Kesulitan fokus

· Mudah tersinggung dan perubahan suasana hati

· Tidak bisa tidur dan gangguan tidur lainnya

Setiap orang pastinya memiliki gejala masing-masing yang mungkin berbeda dari yang lain tergantung dari tingkat stres-nya. Kita dapat mengalami tanda-tanda kecemasan secara fisik atau mental dan emosional, dan terkadang, bahkan semuanya sekaligus dalam waktu bersamaan.

Kunci utama untuk mengetahui kapan kecemasan kita perlu ditangani adalah dengan mengetahui bagaimana hal itu muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan

Disini, Duke membagi perasaan cemas menjadi gangguan kecemasan yang umum dengan berbagai gejala yaitu:

a. Gangguan panik. Kita mungkin akan merasakan serangan kepanikan yang ditandai dengan jantung berdebar kencang, sesak napas atau terengah-engah

b. Fobia. Kecemasanmu bisa muncul karena fobia atau ketakutan mendalam mengenai hal tertentu yang menyebabkan mual, berkeringat atau gemetar

c. Gangguan obsesif-kompulsif. Kita mungkin merasa ketakutan yang intens dan tiba-tiba sehingga memicu reaksi fisik yang parah. Seperti, misalnya, ketika kita takut pada kuman, kita melakukan ritual tertentu seperti membasuh tangan hingga beberapa menit.

d. Gangguan stres pascatrauma (PTSD). Kecemasan dapat muncul karena trauma yang pernah kita alami di masa lalu dan terkadang hal ini terjadi dengan pemicu tertentu yang mengingatkan kita akan kejadian tersebut. Umumnya PTSD muncul dengan gejala serangan panik atau gejala yang lebih umum seperti masalah tidur, ketegangan otot, atau kekhawatiran terus-menerus.

e. Kecemasan umum. Kecemasan yang terus-menerus dan tidak dipicu oleh penyebab tertentu menjadi ciri jenis kecemasan ini. Kita mungkin mengalami salah satu gejala di atas kapan saja.

Kapan harus mencari bantuan

Duke mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat membantu membedakan rasa cemas normal dengan gangguan kecemasan klinis sehingga bisa ditangani dengan tepat. Diantaranya adalah:

1. Intensitas. Apakah kecemasan itu menyebabkan ketidaknyamanan yang parah atau gejala yang tidak dapat ditoleransi? Apakah kamu kesulitan menangani gejala-gejala tersebut ketika muncul?

2. Frekuensi. Apakah kamu menyadari lebih sering merasa cemas?

3. Durasi. Apakah gejala yang kamu alami tidak hanya menimbulkan kecemasan? Misalnya, saat stres karena ujian, apakah stres itu bertahan sepanjang hari atau bahkan hingga keesokan harinya? Atau apakah kamu cemas tentang segala hal dan tidak bisa memikirkan apa pun sepanjang waktu?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com