Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda-tanda Kecemasan Meningkat, Jangan Diabaikan

Kompas.com - 18/09/2023, 05:49 WIB
Elisabeth Christ Adventia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

4. Interferensi. Apakah kecemasan mengurangi kemampuanmu untuk bekerja atau melakukan tugas lain?

5. Pemicu. Apakah ada pemicu yang membuat kamu merasa tidak dapat melakukan apapun? Apakah kamu memiliki begitu banyak pemicu sehingga takut meninggalkan rumah atau mengemudi di jalan raya?

6. Mempengaruhi seluruh kehidupanmu. Pertimbangkan bagaimana kecemasan memengaruhi kehidupan, seperti pekerjaan, hubungan, dan kebiasaan tidur. Bagaimana jadinya hidup jika rasa cemas itu hilang? Apakah akan berbeda secara signifikan?

Baca juga: 11 Tips Mindfulness yang Bisa Dicoba untuk Redakan Kecemasan

“Kita benar-benar harus memikirkan seberapa besar pengaruh kecemasan tersebut terhadap kehidupan,” kata Duke.

Jika kita mengalami gejala kecemasan yang terus-menerus mengganggu atau membuat aktivitas sehari-hari menjadi lebih sulit, serta memengaruhi kemampuan untuk melakukan hal-hal hingga enam bulan, kita harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau terapis tentang kemungkinan mengalami gangguan kecemasan.

Proses pengobatan

Jika memutuskan untuk mencari pengobatan, kita dapat memulainya dengan menemui dokter dan psikiater. Kebanyakan dokter dapat membantu mengetahui seberapa parah kecemasan dan mereka kemudian mungkin akan merekomendasikan pengobatan, terapi, atau keduanya.

Dua jenis obat dapat membantu mengatasi gejalanya adalah:

· Harian: kita dapat mengonsumsi beberapa obat secara rutin untuk mencegah kecemasan secara keseluruhan.

· Sesuai kebutuhan: kita dapat minum obat hanya ketika kambuh untuk mengurangi reaksi tubuh terhadap momen tertentu yang memicu kecemasan. Hal ini mungkin paling membantu untuk mengelola gejala fisik kecemasan seperti ketegangan otot, mual, dan sakit perut pada saat hal itu terjadi.

Penyedia layanan kesehatan mungkin juga akan merujuk kamu ke psikiater, yang dapat membantu mengelola pengobatan.

Duke menyampaikan bahwa sesungguhnya mengombinasikan pengobatan dan terapi sangatlah efektif dalam mengurangi kecemasan karena terapis akan menggunakan terapi perilaku kognitif yang membantu kita memahami bagaimana rasa cemas muncul dan mempelajari strategi penanganan ketika kambuh.

“Kita mungkin tidak memerlukan pengobatan atau terapi seumur hidup,” kata Duke. “Tetapi mengatasi masalah ini penting karena terkadang kecemasan bisa bertambah buruk seiring berjalannya waktu jika tidak ditangani.”

Baca juga: 8 Makanan untuk Self Healing, Bantu Redakan Kecemasan hingga Depresi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com