KOMPAS.com - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) atau infeksi dengue saat ini telah menjadi penyakit yang muncul sepanjang tahun. Angka kematiannya juga meningkat dalam lima tahun terakhir.
Data resmi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mengungkap hingga minggu ke-33 tahun 2023, telah tercatat 57,884 kasus DBD dengan 422 kematian yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Untuk menjawab tantangan ini dan mencapai target kematian nol DBD tahun 2030, pemerintah bekerja sama dengan perusahaan farmasi Takeda menggelar kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, mengajak masyarakat untuk terus menggalakkan upaya 3M plus.
Baca juga: Vaksin DBD Tersedia di Indonesia, Begini Syarat untuk Mendapatkannya
Upaya ini mencakup pengendalian nyamuk dengan prinsip 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur), vaksinasi dan tindakan inovatif lainnya untuk melawan penyakit ini.
Pemerintah juga akan menguatkan pemberdayaan masyarakat dalam pemantauan vektor nyamuk, dengan mengamati jentik di rumah lewat program Jumantik.
Program inovasi lain adalah pemberian vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD). Vaksin ini telah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Agustus 2022.
Saat ini, vaksin DBD ditujukan untuk individu berusia antara 6 hingga 45 tahun dengan pemberian dua dosis, dengan tingkat efektivitas mencapai 85,9 persen.
General Manager Takeda Indonesia, Andreas Gutknecht menyebut vaksin DBD bukan vaksin musiman.
“Ini bukan vaksin musiman yang harus kita ambil setiap tahun, dengan dua dosis akan ada perlindungan yang tahan lama,” ungkap Andreas.
Baca juga: Vaksin DBD Tersedia di Indonesia, Begini Syarat untuk Mendapatkannya
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.