Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan yang Tak Bahagia Kian Memuncak Usai Pandemi, Ada Apa?

Kompas.com - 03/10/2023, 07:06 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber CNBC

Demikian kata Emily Liou, seorang pelatih kebahagiaan karier dan mantan perekrut.

"Ada perubahan nyata dalam cara orang memandang karier mereka berkat pandemi dan 'pengunduran diri yang luar biasa'," ungkap Liou.

"Saya tidak mendengar banyak orang yang mengatakan 'Saya ingin menghasilkan lebih banyak uang' atau 'Saya ingin menaiki tangga karier di perusahaan."

"Sekarang, yang ada adalah 'Saya ingin merasa lebih terhubung dengan pekerjaan saya,' dan 'Saya ingin bersemangat dengan apa yang saya lakukan," sambung dia.

  • Merasa tak terhubung

Penelitian terbaru Gallup menunjukkan, karyawan yang bekerja dari rumah, khususnya, merasa semakin tidak terhubung dengan misi dan tujuan tempat kerja mereka.

Kurangnya misi dan tujuan bersama dapat merusak kebahagiaan dan kinerja karyawan secara keseluruhan.

Menurut psikolog Wharton, Adam Grant, karyawan yang memahami bahwa pekerjaan mereka memiliki dampak positif yang berarti bagi orang lain tidak hanya lebih bahagia daripada mereka yang tidak; mereka juga lebih produktif.

Selain itu, sebuah penelitian menemukan, kenaikan gaji dan promosi lebih sering terjadi di antara orang-orang yang merasa pekerjaan mereka bermakna.

Baca juga: 12 Rutinitas Pagi agar Hidup Terasa Lebih Bahagia Tanpa Keluhan

Membuat karyawan bahagia akan membuahkan hasil

Berfokus pada keterlibatan dan kepuasan karyawan tidak hanya penting untuk kesehatan mental di tempat kerja - namun juga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

Gallup mengungkap, bisnis yang memiliki pekerja yang terlibat mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dan tingkat turn over serta ketidakhadiran yang jauh lebih rendah dibandingkan bisnis dengan pekerja yang tidak bahagia.

Faktanya, Gallup melaporkan ketidakterlibatan karyawan menyebabkan hilangnya produktivitas sebesar 8,8 triliun dollar AS di dunia, setara dengan 9 persen dari PDB global.

"Namun, berita ini tidak semuanya buruk bagi para bos. Tidak perlu banyak hal untuk memotivasi karyawan yang tidak bahagia," kata Lim.

"Ini semua tentang menciptakan lingkungan yang saling memiliki, mendengar dan dimengerti," kata dia lagi.

"Para bos tidak perlu menyelesaikan masalah setiap orang dalam satu hari. Cukup dengan melakukan satu percakapan yang berarti dengan orang-orang yang dikelola, seminggu sekali saja, sudah bisa membuat perbedaan besar."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com