Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Hampir setiap orang pernah mengalami penolakan. Luka psikologis yang disebabkan oleh penolakan menimbulkan rasa sakit emosional yang dapat berpengaruh terhadap cara berpikir, marah, hingga menimbulkan ketidakberdayaan diri.
Selain itu, seseorang yang mengalami penolakan biasanya akan mempertanyakan kemampuan diri sendiri. Bahkan, ada juga yang merasa bahwa dirinya tak berharga dan tak diinginkan.
Namun, jangan biarkan perasaan tersebut terus berlarut karena bisa menyiksa diri sendiri. Seperti dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Penolakan” dengan tautan akses s.id/AnyJiwPenolakan. Pasalnya, penolakan harus dihadapi dengan bijak agar tak memengaruhi mental dan psikis.
Dilansir dari Psychology Compass, seorang psikolog, Dr. Martin Seligman, memaparkan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi penolakan. Cara ini juga dapat menentukan cara seseorang untuk mendekati tujuan di masa depan.
Ketidakberdayaan adalah situasi ketika keadaan mental seseorang dipaksa untuk menanggung situasi buruk yang berulang-ulang, sehingga tak lagi mampu menghindari situasi tersebut.
Hal ini dapat terjadi karena pengalaman buruk di masa lalu. Kondisi ini dapat membuat seseorang takut untuk mencoba hal baru karena takut gagal atau ditolak.
Baca juga: Kenali 3 Istilah Ini untuk Kesehatan Mentalmu
Melepaskan diri dari kondisi ketidakberdayaan sebenarnya hanya membutuhkan sedikit latihan untuk mengubah cara berpikir atau berperilaku agar dapat tumbuh secara positif dan termotivasi dalam mencoba hal-hal baru.
Tanda disadari, seseorang akan terbiasa menganggap bahwa dirinya yang paling bertanggung jawab pada penolakan yang terjadi dalam hidupnya. Pandangan ini akan menyebabkan mereka menjadi lebih sulit untuk bangkit.
Hal tersebut karena faktor internalisasi dan distorsi kognitif. Padahal, penolakan dapat terjadi karena faktor-faktor yang ada di luar kendali diri.
Dr. Martin Seligman berpendapat bahwa meskipun seseorang harus bertanggung jawab atas kegagalan atau penolakan, mereka tak boleh menyalahkan dirinya sepenuhnya dan menganggap dirinya tak berdaya.
Kegagalan harus dilihat secara menyeluruh agar penyebabnya dapat diidentifikasi, sehingga bisa mengambil langkah-langkah tepat untuk memperbaiki keadaan.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa penolakan yang terjadi dalam hidupnya akan bersifat permanen. Pola pikir ini justru memicu perasaan tak berdaya sehingga enggan untuk mencoba berusaha kembali.
Penolakan dapat dihadapi dengan cara mengubah pola pikir dalam diri. Seseorang harus percaya bahwa penolakan atau kegagalan yang terjadi hanya bersifat sementara.
Ketika seseorang mengalami penolakan dalam suatu hal, bukan berarti semua aspek dalam dirinya menjadi tak berharga. Cara pandang ini akan membantu seseorang untuk menghadapi penolakan dan segera bangkit.
Seseorang hanya perlu mengubah pola pikir agar mampu beradaptasi dengan keadaan. Setelah itu, sadarilah bahwa segala sesuatu perlu proses.
Baca juga: Menilik Fenomena Bullying Pelajar Indonesia
Dengarkan informasi lengkap seputar fear of abandonment dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Penolakan”, yang bisa diakses melalui tautan s.id/AnyJiwPenolakan di Spotify.
Di sana, kamu bisa menemukan berbagai informasi menarik seputar kesehatan mental yang bermanfaat untuk kehidupan personal, sosial, dan asmara.
Akses juga playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kamu tak tertinggal episode terbarunya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.