Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Kondisi kesehatan mental sangat bergantung pada bagaimana kita menanggapinya secara pribadi. Meskipun penyebabnya bisa berasal dari eksternal maupun internal.
Perasaan benci terhadap diri sendiri, membandingkan diri sendiri dengan orang lain, atau merasa diri sebagai pusat perhatian merupakan beberapa gejala yang wajib diwaspadai bagi kesehatan mental kita.
Berikut beberapa istilah terkait kesehatan mental yang perlu kamu ketahui:
Merasa benci atau kesal dengan diri sendiri adalah hal yang wajar jika kita telah melakukan suatu kesalahan. Akan tetapi, apabila perasaan ini muncul terus-menerus dan berlebihan, bisa jadi mengidikasikan suatu kondisi bernama self-loathing.
Dalam siniar Anyaman Jiwa bersama Teman Bincang episode “Self Loathing: Perasaan Benci pada Diri Sendiri” dengan tautan akses s.id/AnyJiwSelfLoathing, self-loathing atau self-hated adalah kebencian pada diri sendiri yang meliputi perasaan tidak mampu, rasa bersalah, dan adanya harga diri rendah yang terjadi secara terus-menerus.
Melansir WebMD, ada banyak faktor yang melatarbelakangi timbulnya kondisi ini pada seseorang. Misalnya, pola asuh yang terlalu kritis, sifat perfeksionisme, sering membandingkan diri dengan orang lain, hingga lingkungan kompetitif yang tak sehat.
Meskipun membenci diri sendiri bukanlah suatu gangguan mental, namun kondisi ini bisa jadi salah satu gejala depresi. Hal ini disebabkan tingginya pemikiran negatif atau keraguan terhadap diri sendiri yang akhirnya berdampak pada hubungan sosial dan sulitnya merasa bahagia.
Baca juga: Bukan Egois, Ini Pentingnya Utamakan Diri Sendiri
Orang yang terkena self-loathing akan selalu melihat dirinya secara negatif dan mengabaikan hal yang positif. Hal ini karena mereka merasa tidak akan pernah cukup baik sehingga enggan mengapresiasi kekuatan yang mereka punya.
Selain itu, orang yang membenci diri sendiri juga mempunyai pemikiran “All-or-nothing thinking”, yaitu hanya melihat hidup dari dua sisi; baik atau buruk dan mengabaikan sisi abu-abu. Pemikiran ini pun dapat menimbulkan masalah karena mempersulit pencarian alternatif solusi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.