Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Obat Pelangsing Bisa Picu Masalah Pencernaan

Kompas.com - 06/10/2023, 17:55 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Penggunaan obat diabetes sebagai pelangsing belakangan ini makin marak di media sosial karena diklaim dapat membantu menurunkan berat badan dengan cepat dan efektif.

Namun, obat-obatan ini tidak lepas dari efek samping yang ternyata cukup berbahaya untuk kesehatan, terutama bagi sistem pencernaan.

Berdasarkan studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal penelitian JAMA, beberapa obat pelangsing dan diabetes, seperti Wegovy dan Ozempic, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko tiga kondisi perut yang jarang terjadi tetapi parah pada pasien non-diabetes.

Obat-obatan tersebut — yang dikenal sebagai GLP-1 — juga sedang diawasi secara ketat setelah beberapa pasien melaporkan mengalami kelumpuhan perut dan keinginan untuk bunuh diri saat mengonsumsinya.

GLP-1 bekerja dengan memperlambat pencernaan untuk menekan nafsu makan seseorang, tetapi dapat menyebabkan masalah jika proses tersebut melambat terlalu banyak.

Para peneliti studi yang berasal dari University of British Columbia mengatakan, kondisi dalam studi ini mencakup satu gangguan yang tidak disebutkan dalam label peringatan seperti kelumpuhan perut.

Kelumpuhan perut sendiri diketahui dapat memperlambat atau sepenuhnya menghentikan pergerakan makanan dari perut ke usus sehingga menyebabkan gejala seperti muntah terus-menerus.

Studi ini juga mencatat peningkatan risiko obstruksi usus, gangguan di mana makanan terhalang untuk melewati usus kecil atau besar dan pankreatitis, yang mengacu pada peradangan pankreas.

Para peneliti pun secara khusus memeriksa semaglutide — bahan aktif yang digunakan dalam Wegovy dan Ozempic — dan GLP-1 lain yang disebut liraglutide sebagai pelangsing tubuh.

Menurut mereka, studi sebelumnya telah menyoroti risiko kondisi tersebut pada pasien diabetes yang menggunakan GLP-1.

Penderita diabetes juga berisiko tinggi mengalami kelumpuhan perut dan pankreatitis secara keseluruhan, bahkan tanpa pengobatan.

"Itulah mengapa kami ingin mengeluarkan diabetes dari persamaan, selain fakta bahwa jutaan orang di seluruh dunia menggunakan obat ini untuk membantu menurunkan berat badan," kata salah satu penulis studi, Dr Mohit Sodhi.

Baca juga: Kenali, 4 Obat Pelangsing serta Efek Sampingnya

Di sisi lain, salah seorang juru bicara Novo Nordisk- yang memproduksi obat-obatan tersebut mencatat, beberapa efek samping gastrointestinal dalam studi ini sudah disertakan pada label untuk GLP-1.

"Kami merekomendasikan pasien untuk menggunakan obat ini untuk indikasi yang telah disetujui dan di bawah pengawasan profesional kesehatan," ungkapnya.

"Keputusan pengobatan harus dibuat bersama dengan penyedia layanan kesehatan yang dapat mengevaluasi kesesuaian penggunaan GLP-1 berdasarkan penilaian profil medis individu pasien," sambungnya.

Temuan studi

Para peneliti secara khusus mengamati orang-orang dengan riwayat obesitas yang diberi resep semaglutide atau liraglutide antara tahun 2006 dan 2020.

Mereka mengecualikan pasien diabetes atau pasien yang telah diresepkan obat diabetes lain.

Sebagian besar orang dalam studi ini diberi resep liraglutide, tetapi para peneliti mengatakan peningkatan risiko yang mereka amati dapat berlaku untuk seluruh kelas obat GLP-1.

"Tanggal akhir data kami adalah akhir tahun 2020, sementara ledakan semaglutide baru-baru ini terjadi pada tahun lalu," kata Dr Sodhi.

"Meskipun begitu, kami yakin ini adalah efek kelas," terangnya.

Para peneliti mengukur tingkat di mana pasien mengalami empat kondisi perut serius yang berbeda saat mengonsumsi semaglutide, liraglutide, dan bupropion-naltrexone.

Gejalanya mulai dari kelumpuhan perut, pankreatitis, obstruksi usus, dan penyakit bilier, sekelompok kondisi yang memengaruhi kantung empedu.

Baca juga: Obat Diabetes Dipakai untuk Turunkan Berat Badan, Amankah?

Temuan studi juga menunjukkan, risiko kondisi-kondisi tersebut lebih tinggi pada pasien yang secara khusus mengonsumsi GLP-1 daripada obat pelangsing lainnya yang bekerja secara berbeda.

Sekitar 7 dari setiap 1.000 pasien mengalami kelumpuhan perut saat mengonsumsi liraglutide, dan hampir 10 dari setiap 1.000 pasien mengalami kondisi tersebut saat mengonsumsi semaglutide.

Menurut Dr Sodhi, jumlahnya terus meningkat ketika kita menaikkannya ke tingkat populasi.

"Ketika ada lebih dari satu juta orang yang mengonsumsi obat ini di seluruh dunia, itu berarti 10.000 orang berpotensi mengalami gastroparesis sesuai dengan tingkat kejadian semaglutide," ungkapnya.

"Ini jarang terjadi, tetapi tetap saja banyak orang yang mengalaminya," jelas dia.

Para peneliti berharap studi ini bisa menginformasikan kepada penyedia layanan kesehatan yang meresepkan GLP-1 tentang potensi kerugian dari penggunaan obat tersebut.

"Jika ada orang yang memutuskan untuk mengonsumsi GLP-1 sebagai pelangsing, kami mendorong mereka untuk berbicara dengan dokter tentang bagaimana hal itu dapat membantu mereka mencapai tujuan," kata Dr Sodhi.

"Dan mereka juga harus diberitahu tentang potensi kerugian dari penggunaan obat ini," imbuhnya.

Baca juga: 6 Efek Samping Obat Pelangsing, Jangan Diremehkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com