"Begitu pula dengan perbedaan genetik atau adanya kondisi medis seperti gangguan panik, PTSD, atau hipertiroidisme," ungkap dia.
Jika kita merasa mengalami serangan panik, langkah paling penting dalam mengatasinya adalah dengan mengakui bahwa serangan itu terjadi.
Dr Bohl menginstruksikan untuk mengatakan pada diri sendiri bahwa kita mengalami serangan panik dan itu akan berlalu, setelah itu kita akan baik-baik saja.
"Saat melakukan ini, kita dapat mempraktikkan teknik-teknik mindfulness, seperti bernapas dalam-dalam, fokus pada suatu objek, atau fokus pada bagian tubuh yang berbeda dan mengendurkan otot-otot satu per satu," sarannya.
Apabila kita sampai pada titik di mana kita secara teratur mengalami serangan panik dan secara konsisten hidup dalam ketakutan dan kecemasan yang berada di luar kendali, ini adalah waktu yang tepat untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan.
"Untungnya, terapi dan obat-obatan dapat membantu mengurangi risiko mengalami serangan panik di masa depan, dan konseling dapat membantu kita mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi serangan panik saat kita mengalaminya," ujar Dr Bohl.
Baca juga: 6 Cara Menangani IBS dan Serangan Panik yang Terjadi Bersamaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.