Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2023, 14:00 WIB
Putri Aulia,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak wanita mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan akibat menstruasi yang biasanya terjadi setiap bulan.

Nah, meskipun menstruasi adalah hal yang normal, namun siklus yang tidak biasa/tak teratur dapat menjadi petunjuk penting untuk kesehatan seseorang.

Berikut ini adalah delapan masalah menstruasi yang tidak boleh diabaikan dan harus mendapat perhatian.

Setiap wanita memiliki karakteristik siklus menstruasi yang berbeda-beda.

Secara umum, siklus menstruasi berlangsung selama 25-30 hari, dengan periode menstruasi selama 3-7 hari.

Jika terjadi perubahan signifikan dalam pola menstruasi, misalnya siklus yang lebih panjang dari 35 hari atau lebih pendek dari 21 hari, penting untuk berdiskusi dengan dokter kandungan.

Ketidakteraturan menstruasi bisa menjadi salah satu tanda adanya PCOS atau gangguan tiroid yang perlu diwaspadai.

  • Tidak mengalami menstruasi dalam 90 hari

Banyak faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan menstruasi, seperti kehamilan atau perimenopause, terutama bagi perempuan yang berusia 40-an atau 50-an.

Pada tahap ini, produksi estrogen dalam ovarium melambat, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang, dan lebih pendek, sebelum akhirnya berhenti sama sekali.

Untuk perempuan yang jauh lebih muda dari usia rata-rata menopause, yang biasanya terjadi pada usia 51 tahun, tidak hamil, namun mengalami keterlambatan menstruasi, mungkin yang terjadi adalah menopause dini.

Selain itu, berbagai faktor seperti perubahan berat badan yang drastis, ketidakseimbangan hormonal, atau aktivitas fisik yang berlebihan juga dapat menjadi penyebab keterlambatan menstruasi -yang tidak selalu berkaitan dengan kehamilan.

Baca juga: Mengatasi Dismenore: Nyeri Haid yang Mengganggu

  • Sindrom pramenstruasi (PMS)

Sindrom pramenstruasi (PMS) bukan hanya sebatas kram dan ketidaknyamanan biasa saat menstruasi.

Biasanya terjadi 5-7 hari sebelum menstruasi dan berakhir saat menstruasi dimulai.

PMS juga bisa menimbulkan perasaan depresi, perubahan suasana hati, kesulitan berkonsentrasi, sakit kepala, kembung, dan kelelahan.

Disebutkan di laman Healthywomen.org, 30-40 persen wanita mengalami gejala PMS yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara, 3-8 persen mengalami disforik pramenstruasi, yaitu kondisi yang lebih serius yang cenderung meningkat menjelang menstruasi.

Ada beberapa jenis makanan yang dapat membantu kita merasa lebih baik selama menstruasi.

Mengatur pola makan sesuai dengan siklus menstruasi dikenal sebagai siklus sinkronisasi.

  • Mengalami flek di luar periode menstruasi atau setelah menopause

Pendarahan di luar siklus menstruasi atau setelah menopause bisa menjadi tanda-tanda fibroid.

Fibroid adalah tumor yang terdiri dari sel otot polos dan jaringan ikat fibrosa yang berkembang di dalam rahim.

 

  • Aliran menstruasi sangat deras, atau terjadi lebih dari tujuh hari

Meskipun terlihat banyak, rata-rata jumlah cairan menstruasi yang dikeluarkan dalam satu siklus hanya sekitar 2-3 sendok makan.

Jika seseorang kehilangan darah yang jauh lebih banyak dari biasanya dan harus mengganti pembalut setiap jam atau lebih sering, segera konsultasikan dengan dokter.

Ada beberapa penyebab perdarahan menstruasi yang berkepanjangan atau berat yang dikenal sebagai menoragia.

Penyebabnya dapat beragam, termasuk perubahan hormonal, adanya polip atau fibroid di dalam rahim, keguguran, masalah terkait IUD atau KB spiral.

Menoragia bisa menjadi salah satu masalah menstruasi yang umum, namun penting untuk memastikan bahwa itu bukan tanda dari sesuatu yang lebih serius.

Kondisi menoragia yang berkelanjutan dapat menyebabkan kekurangan zat besi yang parah dan akhirnya menyebabkan anemia.

Baca juga: Pengobatan Rumahan untuk Mengurangi Nyeri Haid

  • Sindrom syok toksik

Merasa lemas, lemas, sakit, pusing, muntah, diare atau demam tinggi, atau timbul ruam seperti terbakar sinar matahari saat menggunakan pembalut.

Sindrom syok toksik (TSS), suatu penyakit yang jarang namun kadang-kadang berakibat fatal, yang dapat terjadi jika kita membiarkan pembalut tertahan terlalu lama.

Untuk mengurangi risiko TSS, disarankan untuk menggunakan pembalut dengan daya serap minimal yang dibutuhkan.

Menggantinya setidaknya setiap 4-8 jam, atau mempertimbangkan penggunaan pembalut.

  • Mengalami kram parah 

Ketika mengalami kram yang parah dan menstruasi yang menyakitkan, yang dikenal sebagai dismenore, hal ini bisa menjadi pertanda adanya masalah serius.

Rasa sakit yang terjadi mungkin menjadi gejala dari kondisi medis yang lebih serius, seperti fibroid rahim atau endometriosis.

Untuk itu, penting untuk memeriksakan hal tersebut kepada dokter.

Baca juga: 8 Alasan Mengapa Kita Mengalami Telat Haid

  • Belum mulai menstruasi saat berusia 16 tahun

Wanita muda biasanya mengalami menstruasi pertama antara usia 8-15 tahun. Namun, jika menstruasi belum terjadi hingga pertengahan usia belasan, maka hal ini perlu diwaspadai.

Amenore primer, yang umumnya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal dalam sistem endokrin, mengacu pada ketiadaan menstruasi.

Ini seringkali didiagnosis pada wanita muda yang belum mengalami menstruasi pada usia 16 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com