Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Gaya Hidup Sehat untuk Cegah Risiko Kanker Payudara

Kompas.com - 27/10/2023, 11:25 WIB
Dinno Baskoro,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker payudara bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti risiko genetik hingga gaya hidup sehari-hari.

Meski pun faktor genetik itu tidak dapat diubah, namun risiko terjangkitnya kanker payudara bisa ditekan dengan sejumlah perubahan pada gaya hidup.

Prof. Dr. dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD, (KHOM) FINASIM mengatakan, gaya hidup sehat memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk mencegah kanker payudara.

Menurutnya, setiap langkah kecil yang dilakukan menuju gaya hidup yang lebih sehat dapat membuat perbedaan signifikan.

"Sudah jelas, perubahan gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko kanker payudara, dan membantu peluang untuk bertahan hidup jika didiagnosis di kemudian hari,"

Demikian kata Prof Noor, saat ditemui Kompas.com dalam acara "Pink Ribbon Campaign" yang digelar Mal Ciputra, Jakarta, baru-baru ini.

Baca juga: Anjuran Mamografi untuk Deteksi Kanker Payudara mulai Usia 40 Tahun 

Prof Noor pun menjelaskan sejumlah gaya hidup sehat yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah risiko kanker payudara, berikut pemaparan selengkapnya:

1. Rutin olahraga

Olahraga yang melibatkan aktivitas fisik dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara.

Kata Prof Noor, olahraga dapat membantu melatih sel T dan sel B limfosit di dalam tubuh (yang mengatur sistem kekebalan tubuh) untuk melawan segala infeksi hingga pertumbuhan kanker.

"Kalau sistem imun kuat, tubuh akan lebih bisa bertahan dari paparan infeksi virus, bakteri hingga sel kanker itu sendiri," jelasnya.

2. Mengatur pola makan sehat

Kelebihan berat badan dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Sedangkan pola makan yang sehat adalah cara terbaik untuk menjaga berat badan tetap ideal.

Perbanyak konsumsi makanan utuh dari biji-bijian, sayuran, lemak dan protein, hingga vitamin dan mineral.

Kita juga masih bisa menikmati makanan favorit, asalkan diatur sedemikian rupa agar tidak berlebihan dan tidak terlalu sering.

"Makan 'jorok' atau apa pun boleh-boleh saja asal tidak berlebihan. Kalau mau praktis, sehat dan ekonomis, bisa masak sendiri di rumah atau membawa bekal,"

"Kurangi juga kebiasaan makan-makanan berlemak atau makanan manis. Lemak di dalam tubuh itu bisa memengaruhi hormon lho, kemudian tubuh jadi gemuk dan bisa picu obesitas yang akhirnya bikin daya tahan tubuh menurun dan tinggi risiko kanker," papar Prof Noor.

Baca juga: Benarkah Deodoran Menyebabkan Kanker Payudara? Simak Penjelasan Ahli 

Talkshow pink ribbon di mal Ciputra, Jakarta, kiri ke kanan, MC, Andien Aisyah dan Prof. Dr. dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD, (KHOM) FINASIM.KOMPAS.COM / DINNO BASKORO Talkshow pink ribbon di mal Ciputra, Jakarta, kiri ke kanan, MC, Andien Aisyah dan Prof. Dr. dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD, (KHOM) FINASIM.

3. Hindari stres

Stres dapat memainkan peran tubuh dalam menunjang sistem kekebalan tubuh yang lebih baik.

Upayakan untuk bisa mengelola tingkat stres, seperti melakukan hal apa pun yang kita sukai hingga tidak berpikiran berlebihan.

Mungkin juga bisa melatih teknik pernapasan tertentu untuk melatih agar stres tidak mudah muncul.

"Stres itu bisa mengundang dan memengaruhi kondisi tubuh. Pilih aktivitas yang kita suka agar terhindar dari stres," paparnya.

4. Rutin deteksi dini kanker payudara

Deteksi dini kanker payudara melibatkan metode medis atau pemeriksaan mandiri untuk memahami tanda-tanda kanker payudara sedini mungkin.

Untuk pemeriksaan secara mandiri, wanita bisa melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Beberapa langkahnya meliputi:

  • Memeriksa payudara setiap bulan, umumnya beberapa hari setelah menstruasi.
  • Perhatikan perubahan tekstur, bentuk hingga ukuran payudara
  • Periksa apakah ada benjolan, perubahan warna atau perubahan kulit, serta perubahan lain yang patut dicurigai

"Kalau memang memiliki faktor risiko genetik, pemeriksaan dengan bantuan tenaga medis secara berkala dapat membantu kanker payudara ini lebih cepat diketahui agar tidak terlambat,"

"Karena saat ini banyak pasien yang datang ke rumah sakit itu sudah bukan lagi stadium awal. Ini yang harus diperhatikan untuk mengurangi risiko kanker payudara," paparnya.

5. Beribadah

Prof Noor juga menambahkan, sebagai manusia ciptaan-NYA, terkadang kita terlalu sibuk dengan urusan duniawi.

Padahal beribadah termasuk kegiatan spiritual yang memiliki banyak manfaat positif bagi psikologis dan emosional seseorang.

Meski pun beribadah ini tidak secara khusus dapat mengurangi risiko kanker, namun praktik beribadah seperti berdoa hingga refleksi diri dapat membantu mengurangi stres dan menunjang kesejahteraan emosional.

"Semua yang kita lakukan itu akan berdampak ke diri kita juga. Kadang kita lupa, kalau kita punya Tuhan untuk meminta. Jadi manfaat beribadah juga memiliki dampak yang positif," tandas Prof Noor.

Baca juga: Kapan Wanita Perlu Menjalani Mammografi untuk Deteksi Kanker Payudara? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com