Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Mitos tentang Obat Kuat Viagra yang Kurang Tepat

Kompas.com - 12/11/2023, 15:19 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Selain itu, mengonsumsi Viagra bersamaan dengan nitrat, bisa membuat tekanan darah turun terlalu rendah (hipotensi). Tekanan darah yang rendah secara abnormal dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Viagra, Obat Kuat yang Diklaim Bikin Seks Tahan Lama

3. Viagra merusak mata

Viagra umumnya tidak akan menyulitkan kamu untuk melihat pasangan, kecuali jika kamu mengonsumsinya secara berlebihan.

Menurut laporan American Academy of Ophthalmology, dosis tinggi Viagra telah terkait dengan masalah penglihatan sementara. Meskipun begitu, secara umum, risiko terkait penglihatan obat ini dianggap rendah.

Namun, jika kamu mengonsumsinya pada dosis tinggi, pil ini dapat membuat dunia di sekitar kamu tampak biru untuk sementara waktu.

Zat kimia dalam Viagra bisa mengubah cara cahaya diterima oleh mata, menyebabkan segala sesuatu terlihat berwarna biru dalam jangka waktu yang singkat.

Reaksi ini lebih mungkin terjadi jika kamu mengonsumsi dosis maksimum (100 miligram) Viagra.

4. Viagra meningkatkan gairah seks

Viagra bekerja dengan meningkatkan aliran darah ke penis, membantu kamu mencapai dan menjaga ereksi untuk aktivitas apapun yang terlintas dalam pikiran kamu.

Namun, penting untuk diingat bahwa tanggung jawab untuk bagian "dalam pikiran" dari proses ini sepenuhnya bergantung pada kamu.

Menurut Montague, pil biru kecil ini tidak diciptakan untuk meningkatkan libido atau gairah seks. Secara dasar, pandanglah Viagra sebagai alat peningkat performa, bukan sebagai pengatur suasana hati.

Baca juga: Ini Efek Samping Viagra jika Dikonsumsi Wanita

5. Viagra hanya untuk orang dewasa atau tua

Meski difungsi ereksi (DE) lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia, tetapi bukan berarti ini bukan masalah bagi kaum muda.

Studi menunjukkan bahwa hampir 40 persen pria terkena DE pada usia 40 tahun. Hal ini juga dapat terjadi jauh lebih awal.

Perlu dicatat bahwa Viagra telah disetujui untuk penggunaan dalam pengobatan DE pada usia 18 tahun ke atas.

Namun, penting diingat untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan tentang DE dan penggunaan obat DE, karena hal ini dapat membantu melindungi penis dari cedera.

Pasalnya, berhubungan seks dengan ereksi yang kurang keras dapat menyebabkan pembengkokan penis dan merobek jaringan, yang mungkin meninggalkan bekas saat proses penyembuhan.

Seiring berjalannya waktu, jaringan parut yang tidak elastis dapat membuat penis bengkok saat ereksi, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai penyakit Peyronie.

Penggunaan Viagra atau obat DE lainnya dapat memberikan kekencangan yang mencegah munculnya masalah ini.

Montague menekankan untuk pecaya diri dalam mencari bantuan jika mengalami masalah disfungsi ereksi, tanpa memandang usia.

Baca juga: Tanpa Obat Kuat, Ini 7 Cara Sederhana agar Ereksi Tahan Lama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com