Perilaku KDRT sering kali dilakukan dengan cara mengisolasi korbannya.
Pelaku kekerasan berupaya melemahkan hubungan mereka dengan teman atau keluarga sehingga sulit mendapatkan dukungan.
Baca juga: Kenali, 3 Tanda Orang Terdekat jadi Korban Kekerasan Domestik
Pelaku juga tak ragu mengurangi kontak pasangannya dengan dunia luar agar korban tidak menyadari bahwa perilakunya kasar dan salah.
Isolasi tersebut membuat perempuan menjadi sangat bergantung pada pasangannya, secara fisik dan mental.
Pelaku KDRT sering kali sangat dihormati atau disukai di komunitasnya karena sikapnya yang menawan dan manipulatif.
Hal ini mencegah orang lain mengenali kekerasan yang terjadi dan semakin mengisolasi korban.
Pelaku KDRT juga sering kali meremehkan, menyangkal atau menyalahkan korbannya.
Baca juga: Sikap Romantis Berlebihan Kerap Jadi Pola Perilaku Pelaku KDRT
Akibatnya, korban merasa malu atau membuat alasan pada dirinyasendiri dan orang lain untuk menutupi kekerasan yang dialami.
Korban KDRT biasanya kerap mendapatkan hinaan dan pelecehan sehingga merasa tidak berharga, yang juga berdampak pada harga dirinya.
Mereka akhirnya tidak terbiasa memiliki kebebasan dan tidak mampu mengambil keputusan bahkan untuk meninggalkan hubungan penuh kekerasan itu.
Baca juga: Mengenal Trauma Bonding, Penyebab Korban KDRT Bertahan dengan Pelaku
Ada trauma yang dirasakan karena kerap didoktrin tidak mampu mengatur dirinya sendiri dan akan selalu membutuhkan pasangan, yang sebenarnya adalah pelaku KDRT.
Ketakutan tersebut selalu ada dan korban hidup di dunia yang penuh teror setiap hari.
Pelaku KDRT sering kali mengontrol setiap aspek kehidupan korbannya – sehingga mustahil untuk mendapatkan pekerjaan atau kemandirian finansial.
Dengan mengontrol akses terhadap uang, korban tidak mampu menghidupi diri mereka sendiri atau anak-anaknya.
Mereka mungkin takut anak-anak mereka dibawa pergi atau hidup terlantar sehingga tak mudah menerima bantuan yang ditawarkan pihak lain.
Baca juga: Cara Memberikan Pertolongan Saat Orang Terdekat Jadi Korban KDRT
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.