Sebuah penelitian pada tahun 2019 melibatkan 958 pasien yang menderita penyakit hashimoto dan hipotiroidisme non-hashimoto, yaitu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak berfungsi dengan baik.
Penelitian ini menemukan, jumlah orang dengan golongan darah O lebih tinggi di antara kelompok penderita penyakit hashimoto dibandingkan dengan kelompok hipotiroidisme non-hashimoto. Di sisi lain, jumlah pasien dengan golongan darah AB paling sedikit.
Berdasarkan temuan ini, para peneliti menyimpulkan, golongan darah O mungkin berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit hashimoto.
Sklerosis multipel (MS) terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang serabut saraf, menyebabkan kerusakan permanen pada saraf dan mengganggu komunikasi antara otak dan tubuh.
Sebuah studi pada tahun 2019 mengamati 265 pasien yang menderita sklerosis multipel. Hasil penelitian menunjukkan orang tanpa antigen A dan B atau faktor Rh memiliki risiko terendah untuk mengalami penyakit ini.
Di sisi lain, orang dengan golongan darah A, B, dan Rh positif mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan MS.
Baca juga: Benarkah Golongan Darah O Harus Mengurangi Konsumsi Kopi agar Tak Terjadi Pengentalan Darah?
Lupus adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh. Penyakit ini dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk sendi, ginjal, otak, jantung, dan paru-paru.
Karena peran penting antigen dalam perkembangan lupus, penelitian telah mengeksplorasi apakah golongan darah yang mengandung antigen (A, B, dan AB) dapat menjadi faktor risiko.
Menurut satu studi, orang yang memiliki golongan darah B plus mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami lupus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.