Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Dihujat, Korban KDRT yang Pertahankan Pasangannya Tetap Butuh Dukungan

Kompas.com - 23/11/2023, 08:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bersikeras mempertahankan hubungannya jelas membuat kita heran, seperti kasus Dokter Qory.

Rasanya sulit memahami keputusan seseorang yang mau kembali bersama pasangannya dalam hubungan yang diwarnai kekerasan.

Tak jarang, hal itu terjadi berulang kali sehingga membuat kita marah, frustasi dan tak ingin peduli lagi.

Baca juga: Dokter Qory Cabut Laporan KDRT, Ini Alasan Korban Sulit Tinggalkan Pelaku Kekerasan

Faktanya, kasus KDRT adalah hal yang sangat kompleks.

Meninggalkan hubungan penuh kekerasan dan pasangan yang melakukan KDRT tidak selalu mudah dan aman.

Data National Domestic Violence Hotline Texas menyebutkan, setidaknya korban KDRT kembali pada pasangannya yang melakukan kekerasan rata-rata tujuh kali sebelum akhirnya benar-benar mampu mengakhiri hubungannya.

Pentingnya tetap memberikan dukungan pada korban KDRT

Apa pun keputusan korban KDRT pada status hubungan maupun pasangannya, kita harus tetap memberikan dukungan.

Tujuannya untuk memberdayakan mereka agar tetap aman maupun akhirnya mampu memutuskan meninggalkan hubungan bermasalah tersebut.

Baca juga: Kasus Dokter Qory, Ini 4 Fase yang Buat Korban KDRT Sulit Lepas

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan agar tetap mendukung korban KDRT meskipun mereka masih mempertahankan hubungannya, antara lain:

Meningkatkan wawasan pribadi

Tingkatkan pengetahuan soal dinamika kasus KDRT agar kita bisa lebih berempati terhadap korban.

Kekerasan sering kali berkaitan dengan kekuasaan dan kendali dengan cara merusak harga diri dan self esteem seseorang.

Ada juga yang melakukannya dengan gaslighting sehingga korban mempertanyakan pemikiran atau pemahamannya sendiri.

Baca juga: 4 Efek Buruk Gaslighting untuk Kesehatan Mental yang Perlu Diwaspadai

Akibatnya, korban KDRT merasa tidak punya pilihan, baik karena ikatan rasa cinta, faktor keuangan, anak, ketakutan, dll.

Pelaku KDRT umumnya adalah manipulator lihai yang mengatur naik turun hubungan sehingga korban mudah terlena dan terjebak.

Tunjukkan rasa peduli kita

Sampaikan rasa kepedulian kita secara terbuka pada korban KDRT.

Mereka mungkin tidak mau bicara, atau bahkan membela pasangannya karena malu, takut, dll.

Baca juga: Cara Memberikan Pertolongan Saat Orang Terdekat Jadi Korban KDRT

Cobalah untuk tidak menghakimi mereka, dan tetap bersikap terbuka dan suportif. 

Beri tahu mereka bahwa kita ada sehingga mereka tidak sendirian saat membutuhkan dukungan apa pun.

Dengarkan dan dukung keputusannya

Ilustrasi. Ilustrasi

Korban KDRT sering kali merasa tidak mempunyai kendali atas kehidupannya.

Pasalnya, pasangannya sudah mengambil alih semuanya sehingga mereka sudah begitu tergantung.

Mungkin sulit untuk mendukung keputusan seseorang untuk kembali atau tetap bersama pasangannya yang melakukan kekerasan, tetapi cobalah untuk tidak mendikter apa yang sebaiknya mereka lakukan.

Baca juga: 4 Alasan Kenapa Korban KDRT Masih Mau Pertahankan Rumah Tangganya

Dalam hubungan yang penuh kekerasan, pelaku terus-menerus merampas hak pasangannya untuk menentukan pilihan dan memiliki pemikiran atau perasaannya sendiri.

Jadi, memberikan contoh perilaku sehat kepada korban KDRT akan sangat bermanfaat.

Biarkan mereka tahu bahwa kita yakin mereka mampu untuk mengambil keputusan yang dirasa tepat dan terbaik bagi dirinya saat itu.

Sikap ini akan mengembalikan kontrol pada mereka sehingga mampu meninggalkan hubungan tersebut saat sudah benar-benar siap.

Baca juga: Apakah Pelaku KDRT Layak Dimaafkan?

Berikan bantuan yang nyata

Tidak ada solusi yang universal untuk kasus KDRT.

Jadi cobalah memberikan dukungan dengan bantuan kecil agar korban merasa lebih aman dan lebih berdaya.

Misalnya, mendorong mereka menghubungi layanan bantuan atau konselor tanpa harus langsung mengambil keputusan besar.

Dorong korban untuk mempraktikkan perawatan diri dengan cara apa pun yang terbaik baginya.

Baca juga: Kenali, 3 Tanda Orang Terdekat jadi Korban Kekerasan Domestik

Self care

Mendukung korban KDRT bisa memicu trauma sekunder, yang sangat lazim terjadi.

Untuk menekan pengaruhnya pada mental dan emosional, praktik self care sangat dibutuhkan khususnya jika kita merasa frustrasi dengan sikap mereka.

Mengetahui apa itu mindfulness sangat penting karena bisa bermanfaat untuk kesehatan mental.benzoix/ Freepik Mengetahui apa itu mindfulness sangat penting karena bisa bermanfaat untuk kesehatan mental.

Ambil langkah mundur dan luangkan waktu untuk diri sendiri guna memulihkan diri agar bisa kembali memberikan dukungan dalam jangka panjang.

Kita harus sehat secara individu sebelum bisa membantu orang lain sehingga penting membuat batasan pribadi.

Pada akhirnya, terserah pada pilihan korban untuk pergi atau bertahan dalam hubungan penuh kekerasan.

Baca juga: 4 Jenis Kekerasan yang Termasuk KDRT

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com