Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 5 Januari 2024, 08:06 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pisang adalah buah serbaguna yang lezat dan mengandung banyak nutrisi.

Kandungan kalium dan vitamin B6 di dalamnya membuat buah ini memiliki berbagai manfaat kesehatan, mulai dari mendukung kesehatan jantung hingga pencernaan.

Selain itu, buah pisang mengandung vitamin C, atau antioksidan yang mampu mendukung sistem kekebalan tubuh dan membantu melindungi sel dari kerusakan radikal bebas.

Baca juga: Sehatkah Makan Pisang Setiap Hari? Ini Kata Ahli Gizi

Pisang juga mengandung nutrisi tembaga dan mangan, yang dianggap sebagai mineral antioksidan karena dibutuhkan untuk aktivitas enzim antioksidan.

Manfaat makan pisang untuk kesehatan

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai manfaat kesehatan yang didapatkan dari mengonsumsi buah pisang, simak penjelasan selengkapnya:

1. Meningkatkan kesehatan jantung

Pisang mengandung serat yang dapat membantu menurunkan LDL atau kolesterol jahat untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.

Selain serat, menurut American Heart Association (AHA), pisang juga mengandung kalium, mineral penting yang membantu mengelola tekanan darah.

Pisang berukuran sedang, misalnya, mengandung sekitar 422 miligram (mg) kalium, yang jika dikonsumsi dapat memenuhi 9 persen dari total kebutuhan kalium yang direkomendasikan.

Asupan kalium meningkatkan ekskresi natrium melalui urin. Hal ini membantu meringankan ketegangan pada dinding pembuluh darah, sehingga membantu menurunkan tekanan darah.

Baca juga: 3 Resep Masker Wajah dari Kulit Pisang untuk Atasi Jerawat

Ini penting untuk diperhatikan karena kelebihan natrium dalam aliran darah akan menarik air ke dalam pembuluh darah yang meningkatkan aliran darah dan hipertensi, faktor risiko utama penyakit jantung.

2. Meningkatkan kadar gula darah

Pisang kaya akan serat larut. Selama proses pencernaan, serat larut melebur dalam cairan untuk membentuk gel.

Pisang mentah atau yang masih berwarna hijau juga mengandung pati resisten, sejenis serat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, demikian dikutip dari Healthline.

Bersama-sama, kedua jenis serat ini dapat membantu memoderasi kadar gula darah setelah makan dan mengatur nafsu makan dengan memperlambat pengosongan perut.

Artinya, meskipun kandungan karbohidratnya lebih tinggi, pisang mungkin tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah pada orang yang tidak menderita diabetes.

Baca juga: Makan Pisang Bantu Perbaiki Mood

Namun, bagi mereka yang menderita diabetes, makan dalam porsi besar dalam sekali makan dapat menyebabkan kadar gula darah naik terlalu tinggi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau