KOMPAS.com - Pisang adalah buah serbaguna yang banyak dikonsumsi, baik sendiri atau untuk tambahan berbagai menu sehari-hari.
Di sisi lain, ada pula orang yang menghindari pisang karena efek sampingnya yang dapat menimbulkan masalah kesehatan atau alergi tertentu.
Baca juga: 5 Efek Samping Makan Pisang Terlalu Matang, Apa Saja?
Tapi, secara umum, apakah sebenarnya mengonsumsi pisang setiap hari itu sehat bagi tubuh?
Pertama-tama, mari kita lihat nutrisi yang terkandung di dalam buah pisang.
Menurut USDA, satu buah pisang ukuran sedang, mengandung sekitar 105 kalori, 27 karbohidrat, 14 gram gula, 5 gram serat, dan 422 mg kalium.
Selain itu, pisang juga merupakan sumber nutrisi yang baik seperti vitamin C, vitamin B6, dan elektrolit, termasuk magnesium, natrium, dan tentu saja kalium.
"[Banyak orang] tidak mengonsumsi porsi buah dan sayuran yang direkomendasikan setiap hari," kata seorang ahli gizi terdaftar, Lauren Manaker.
"Jadi, jika seseorang ingin makan pisang setiap hari, itu bisa menjadi kebiasaan yang baik untuk mendapatkan beberapa porsi buah," terangnya.
Baca juga: Rendah Kalori dan Tinggi Serat, Buah Pisang Cocok Jadi Makanan Diet
Kendati demikian, pisang mungkin bukan pilihan harian yang baik untuk semua orang.
Lauren mengungkapkan, pisang mungkin bukan pilihan terbaik bagi orang yang sedang menjalani diet rendah kalium atau mengalami kenaikan gula darah setelah mengonsumsinya.
Pisang memang mengandung karbohidrat dan gula, yang menimbulkan pertanyaan apakah pisang merupakan makanan yang sehat bagi penderita diabetes.
Selain itu, pisang juga dikenal dengan kandungan potasiumnya yakni sebuah elektrolit penting yang penting untuk fungsi sel dan otot serta kesehatan jantung.
Baca juga: Makan Pisang Bantu Perbaiki Mood
Kalium dan natrium bekerja bersama dan harus seimbang. Hiperkalemia terjadi ketika kadar kalium dalam darah kita terlalu tinggi.
"Untuk orang yang umumnya sehat, kecil kemungkinannya untuk mengalami hiperkalemia dengan mengonsumsi satu buah pisang sehari, terutama jika sisa makanan mereka tidak terlalu tinggi dalam makanan yang kaya kalium," jelas Lauren.