Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com - Kasus revenge porn beberapa kali dijumpai di Indonesia, dimana semua korbannya adalah perempuan. Dampak revenge porn bagi korban sangat serius, baik dari sisi psikologis maupun non psikologis.
Baca juga:
Wakil Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Mariana Amiruddin, menjelaskan, revenge porn adalah konten pornografi berupa foto maupun video, yang diambil dan disebarkan tanpa persetujuan korban, dengan motif balas dendam dan ancaman.
“Revenge porn adalah pornografi balas dendam yang disebarkan atau didistribusikan, sehingga dapat diakses oleh publik tanpa persetujuan atau pengetahuan pihak yang disebarkan dalam foto atau video tersebut,” jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (9/1/2024).
Pelaku mengancam akan menyebarkan konten pornografi korban, yang diambil tanpa persetujuan, jika yang bersangkutan tidak melakukan kehendak pelaku.
Melansir dari Kompas.com (22/5/2023), dalam perkembangannya, tidak semua pelaku revenge porn memiliki motif balas dendam. Beberapa pelaku menyebarkan foto atau video intim korban tanpa izin untuk mendapatkan keuntungan, ketenaran, atau hiburan.
Terpisah, Psikolog Universitas Indonesia, Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi, mengungkapkan, revenge porn berdampak serius bagi korban.
“Ada dampak serius yang dihadapi oleh korban revenge porn,” tutur Bunda Romy, sapaan akrabnya.
Dari sisi psikologis, Bunda Romy menuturkan, dampak bagi korban revenge porn dapat berupa stres, stres berkepanjangan yang menyebabkan depresi, gangguan kecemasan, gangguan tidur, bingung, dan menarik diri dari lingkungan sosial.
Baca juga:
Lihat postingan ini di Instagram
Mengingat buruknya dampak revenge porn bagi korban, karenanya sangat penting untuk meningkatkan kesadaran umum dalam memerangi revenge porn. Selain itu, kita perlu mencegah revenge porn terjadi.
Baca juga:
Berikut cara mencegah revenge porn seperti dihimpun Kompas.com.
Bunda Romy menuturkan, cara mencegah revenge porn adalah menjaga pergaulan, khususnya perempuan. Sebab, mayoritas korban revenge porn adalah perempuan.
Jika berada dalam lingkungan pergaulan maupun pasangan toxic, segeralah untuk menjauh. Jika butuh bantuan, jangan segan untuk meminta pada keluarga maupun orang yang dipercaya.
“Untuk menghindari revenge porn, maka yang perlu dilakukan adalah setiap wanita terutama, karena banyak kasus berdampak pada wanita, harus berhati-hati dalam pergaulan, terutama dengan teman dekatnya,” jelasnya.
Hal utama dalam mencegah revenge porn adalah bekali diri dengan moral. Bunda Romy mengatakan, bekal moral ini yang menjadi benteng bagi seseorang dari tindakan negatif yang justru akan merugikan diri sendiri.
“Harus paham tentang moral, atau kemampuan membedakan antara baik dan buruk. Moral ini, akan berdampak pada bagaimana dia berperilaku, agar tidak melakukan sesuatu yang memang belum waktunya untuk dilakukan,” ujarnya.
Bekal moral ini berawal dari lingkungan keluarga dan pendidikan formal di sekolah.
Cara mencegah revenge porn selanjutnya adalah melarang orang lain mengambil foto maupun video eksplisit, termasuk pasangan. Utamanya, yang memperlihatkan bagian tubuh yang intim.
Perlu diingat, tindakan tersebut pada akhirnya justru akan merugikan diri sendiri.
“Jangan memberikan kesempatan bagi orang lain mengambil dokumentasi bagian tubuh dan jangan sampai melakukan sesuatu yang bisa menimbulkan ancaman dari pelaku,” jelasnya.
Sebaliknya, jangan mengambil foto-foto eksplisit terhadap diri sendiri. Meskipun kamu tidak berniat membagikannya, namun perlu diingat bahwa kebocoran data saat ini mudah terjadi.
Dengan perkembangan teknologi, ada oknum-oknum yang dapat meretas smartphone asalkan terhubung dengan internet. Misalnya, melalui pesan WhatsApp yang ternyata isinya adalah virus untuk meretas semua data di smartphone.
Ingat, peretasan data pribadi melalui smartphone dapat terjadi pada semua orang. Selain itu, smartphone juga rawan dicuri sehingga dikhawatirkan jika ada foto-foto eksplisit di galeri justru akan merugikan diri sendiri.
Terakhir, pada era kemudahan informasi dan data ini, sebaiknya tetap menjaga privasi. Hindari menyebarkan data-data pribadi atau foto-foto yang berpotensi menimbulkan kesalahan penafsiran di ruang publik.
Terutama dengan perkembangan teknologi, ada beragam perangkat yang mampu memanipulasi konten menjadi penuh unsur pornografi. Baik konten audio maupun visual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.