Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baju Ganjar-Mahfud Terbuat dari Kapas dan Bahan Alami, Begini Filosofinya 

Kompas.com - 22/01/2024, 10:45 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

 

Karya perajin dari Tuban hingga Makassar 

Tak hanya perajin dari Tuban, Jawa Timur, pembuatan baju tenun itu melibatkan perajin dari Makassar, Sulawesi Selatan dan Badung, Bali.

Mahfud MD mengungkapkan, kancing baju tenun itu diproduksi di Makassar, sementara penjahit baju adalah ibu-ibu di Badung, Bali. 

Sementara, butuh waktu sekitar 180 hari atau enam bulan untuk proses pembuatan baju, mulai dari pengolahan kapas, proses memintal benang, menenun benang, dan menjahit baju. 

“Proses ini telah menebarkan dampak positif untuk 1.500-an kehidupan, terdiri dari petani hingga penjahit,” jelas Mahfud MD. 

“(Proses ini) Menggambarkan semangat dan kerja keras mereka untuk memberikan penghidupan bagi keluarganya di masa depan. Di mana 100 persen dari mereka menerima upah yang layak,” imbuhnya. 

Baca juga:

Filosofi baju  

Mahfud MD juga mengatakan, baju yang dikenakannya dan Ganjar sarat akan filosofi. Ia menuturkan, masyarakat Indonesia bisa hidup layak dan berkembang dengan menjaga kearifan lokal dan keberagaman. 

Sebagai contoh, kata Mahfud MD, baju yang dikenakannya berbahasan dasar kapas asli Indonesia. Pengembangan penanaman kapas asli Indonesia ini, bisa menjadi inspirasi lantaran saat ini lebih dari 90 persen kapas diimpor dari luar negeri. 

“Padahal di tahun 1940-1950, Indonesia adalah salah satu produsen kapas global terbesar,” tuturnya. 

Menurutnya, pembangunan ke depan harus melihat, bukan hanya aspek ekonomi tetapi juga lingkungan dan sosial untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 

“Akhirnya saudara, karena ini topiknya tentang lingkungan dan pelestarian alam, apa pesannya? Kisah yang saya sampaikan tadi membuktikan bahwa kita bisa membangun Indonesia unggul yang adil dan lestari untuk seluruh rakyat,” kata Mahfud MD. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com