Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wangi Kemenyan dalam Parfum Modern, Hangat, Elegan, dan Kekinian

Kompas.com - 09/03/2024, 18:38 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Aroma segar pernah menjadi warna yang dominan untuk wewangian pria dalam waktu lama. Dulu parfum bagi pria umumnya memiliki aroma fougères segar atau citrus yang penuh semangat.

Mulai tahun 70an, wewangian bertema olahraga mulai bermunculan. Lalu akhir tahun 80-an, ketika bahan ozonik-akuatik menjadi populer, banyak parfum pria memiliki aroma laut, hujan, atau air segar.

Namun dalam perjalanan waktu, ternyata para pria juga menginginkan keharuman yang "lebih kaya", dan ini tidak lepas dari bahan-bahan yang lebih berat, seperti berbagai jenis kayu dan resin atau getah yang wangi.

Meski sudah lama dikenal --bahkan ditulis dalam berbagai kitab suci dan naskah kuno-- resin mendapatkan tempat mulia di dunia parfum belakangan ini. Mulai dari myrrh (mur) hingga frankincense (kemenyan) kerap ditemui sebagai campuran wewangian modern.

Salah satu perfumer yang tertarik kepada berbagai resin adalah Suzy Le Helley. Dia memutuskan untuk menjadi pembuat parfum saat masih bersekolah. Sepulang sekolah, Suzy mengenyam pendidikan kimia, termasuk belajar di Universitas Nice Sophia Antipolis. Di antara proyek pendidikannya adalah sintesis aroma cendana dan analisis kromatografi fraksi minyak kemenyan.

Baca juga: Mengenal Aroma Oud yang Sedang Tren di Dunia Parfum

Kemenyan, atau di dunia parfum dikenal sebagai frankincense atau olibanum, adalah getah dari pohon Boswellia yang mengeras menjadi resin.

Frankincense tumbuh di Somalia dan wilayah Pakistan, karenanya dahulu bahan ini juga kerap disebut "Air mata Somalia". Istilah frankincense sendiri berasal dari bahasa Prancis kuno “franc encens” yang berarti dupa (incense) yang bermutu tinggi.

Frankincense telah digunakan selama ribuan tahun, sebagai dupa, obat-obatan, dan kosmetik. Bangsa Romawi biasa membakarnya di altar sebagai penghormatan kepada Tuhan. Sedangkan di Indonesia, dan di berbagai tempat di dunia, kemenyan kerap dibakar untuk memberi aroma wangi dalam ritual tertentu.

Boss Bottled Elixir Boss Bottled Elixir
Aroma frankincense yang hangat, lembut, dan menenangkan, menarik perhatian para parfumer, termasuk Suzy. 

Bersama Annick Menardo, Suzy Le Helley menciptakan wewangian dengan campuran frankincense atau kemenyan, yakni Boss Bottled Elixir.

Berbeda dari seri Boss Bottled pendahulunya yang didominasi aroma segar buah-buahan dan citrus di awal, seri Elixir ini langsung mengantar kita ke aroma kayu yang kuat dengan wangi amber dan resin yang hangat sekaligus segar.

Aroma Boss Bottled Elixir dimulai dengan wangi manis kapulaga berbaur dengan frankincense yang memberi keharuman segar dan hangat, lalu diikuti aroma-aroma lain yang termasuk keluarga woody.

Wangi yang menyusul adalah nilam atau patchouli dan akar wangi atau vetiver yang halus, serta labdanum dan kayu cedar yang menyempurnakan notes amber-woody pada parfum ini.

Dalam wewangian ini Annick Menardo dan Suzy Le Helley dengan tepat meracik bahan-bahan --semuanya memiliki aroma woody-- sehingga setiap aroma berpadu dengan baik dan tetap muncul dalam wangi khas-nya masing-masing.

Berdasarkan wanginya, Boss Bottled Elixir tidak mewarisi aroma pendahulunya yang cenderung fruity, namun tetap mempertahankan karakter aslinya sebagai wewangian woody halus namun kekinian. 

Yang jelas parfum ini mengena pada tujuannya. Ia menunjukkan arah tren wewangian pria saat ini, dan menafsirkan kembali aroma kayu-amber-balsamik yang dulunya sangat "niche" menjadi lebih mudah diterima oleh semua indra penciuman.

Dengan brand ambassador Chris Hemsworth dan tentu saja wanginya yang "indah", Boss Bottled Elixir akan mengubah pandangan kita tentang kemenyan, bukan lagi aroma mistis yang menakutkan, namun keharuman elegan pria yang bersih dan penuh wibawa.

Baca juga: Nilam dan Akar Wangi, Aroma Woody Indonesia yang Bukan dari Kayu

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com