Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Clearwood, Aroma Kayu Serupa Nilam pada Parfum, tapi Tanpa Dirty Notes

Kompas.com - 08/03/2024, 11:45 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Patchouli atau nilam (Pogostemon cablin Benth) adalah tanaman dengan daun aromatik yang telah digunakan selama berabad-abad dalam wewangian karena aromanya yang kuat dan menakjubkan. 

Di dunia, nilam disebut patchouli, berasal dari kata Tamil kuno patchai yang berarti "hijau", dan ellai yang berarti "daun". 

Minyak nilam yang dihasilkan dari penyulingan memiliki aroma manis, dark, earthy, dengan keharuman kayu yang bersahaja, sehingga sangat populer dalam banyak campuran parfum. Bahkan disebutkan oleh situs Fragrantica, sebagian besar parfum di dunia menggunakan nilam sebagai salah satu bahannya.

Namun, bagi sebagian orang, minyak nilam memiliki aroma yang kurang bersih (dirty notes), terlalu earthy, kasar, atau beraroma tanah, dan kadang muncul sebagai aroma yang sedikit lembap atau apek pada parfum.

Karenanya, para pembuat parfum kemudian mencari aroma serupa nilam, tapi tidak memiliki kesan dirty. Mereka kemudian menciptakan apa yang disebut sebagai "clearwood", alias minyak nilam dengan aroma 'bersih'.

Firmenich, salah satu pembuat clearwood, mendeskripsikannya sebagai berikut: “Clearwood adalah aroma kayu yang intens dan tahan lama, tapi pada saat yang sama, ringan dan transparan. Aromanya berbeda dari notes kayu  lainnya dalam hal kesederhanaan dan kebersihannya.”

Clearwood yang diproduksi menggunakan teknik bioteknologi, menawarkan kehangatan aroma amber yang lembut dan karakter dark wood yang mengingatkan pada nilam, sekaligus mampu mengikat aroma dalam waktu lama."

Baca juga: Nilam dan Akar Wangi, Aroma Woody Indonesia yang Bukan dari Kayu

Clearwood dalam parfum modern

Ilustrasi base notes parfum MCM Onyxwindysucipto Ilustrasi base notes parfum MCM Onyx
Meskipun penggunaanya tidak sebanyak nilam, clearwood mulai ditemukan pada parfum-parfum modern, termasuk produk terbaru dari MCM, yakni Onyx Eau de Parfum.

Wewangian pertama MCM untuk pria ini dibuka dengan kesegaran aroma jahe pink pepper dan grapefruit, lalu pada bagian inti muncul aroma lavender basil, dan violet yang memberi wangi bunga, diikuti kehangatan aroma kayu dari tonka bean, vetiver atau akar wangi, dan tentu saja clearwood.

Perfumer Senior Clément Gavarry dari Firmenich, pembuat wewangian ini, mengatakan, “Saat saya mengerjakan MCM Onyx, saya ingin memastikan aromanya menangkap esensi kebebasan dengan cara yang segar dan modern. Aroma rempah-rempah dan jahe, bersama dengan lavender segar dan kayu hangat merangkum perasaan itu.”

Sebagai produk yang bertanggung jawab, formula vegan MCM Onyx terbuat dari lebih dari 79 persen bahan-bahan yang dapat terurai secara hayati dan lebih dari 89% bahan-bahannya dibuat menggunakan prinsip-prinsip kimia ramah lingkungan. 

Lebih dari 72 persen bahan-bahan yang diperoleh secara berkelanjutan memberikan dampak sosial yang positif bagi komunitas lokal di seluruh dunia. Bahan utamanya meliputi:

  • Jahe: Dipilih sendiri oleh petani di Nigeria antara bulan Oktober dan November, jahe segar kemudian diangkut ke koperasi lokal yang memotong, mencuci, dan menyimpan umbi tersebut. Hasilnya adalah jahe dengan aroma yang kuat dan unik.
  • Lavender: Bekerja sama dengan petani di Provence, Perancis, lavender ditanam dalam sistem diversifikasi. Mereka memetik lavender sebelum mekar, yang merupakan tahap paling wangi bunga dengan aroma seimbang yang segar dan aromatik.
  • Clearwood: Ini adalah wewangian dengan profil nilam tapi lebih lembut dan bersih, dibuat dari tebu melalui bioteknologi, dan mudah terurai secara hayati.
  • Vetiver: Vetiver atau akar wangi diambil dari Debouchette, Haiti untuk memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat lokal. 

Baca juga: Mengenal Aroma Oud yang Sedang Tren di Dunia Parfum

Parfum MCM Onyx yang menggunakan clearwood sebagai salah satu bahan base notesKompas.com/Wisnubrata Parfum MCM Onyx yang menggunakan clearwood sebagai salah satu bahan base notes
Adapun wewangian Onyx memiliki wadah yang terinspirasi oleh tas ransel Stark dari merek MCM, dibalut Visetos hitam dan abu-abu tua yang dipadukan dengan aksen gunmetal.

Sabine Brunner, Presiden MCM, menyatakan, “Desain ini merupakan inti dari DNA MCM, melambangkan semangat kebebasan dalam bepergian."

"Dengan aroma kayu futuristik yang lahir dari perpaduan antara kemewahan dan teknologi baru wewangian, aroma Onyx akan menambah kepercayaan diri pemakainya, membuatnya berani dan merasa bebas."

Baca juga: Aroma Kayu dalam Parfum, Memberi Kemewahan dan Kehangatan

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com