Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Body Shop Tutup Semua Gerai di AS, Bagaimana di Indonesia?

Kompas.com - 30/03/2024, 05:40 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belum lama ini, perusahaan kosmetik asal Inggris, The Body Shop, dikabarkan menutup seluruh gerainya di Amerika Serikat (AS) dan sebagian di Kanada.

Dikutip Kompas.com dari CNN, inflasi tinggi menyebabkan The Body Shop mengumumkan bahwa anak perusahaan di AS tidak lagi beroperasi per 1 Maret 2023. 

Sementara 33 dari 105 toko The Body Shop di Kanada juga akan segera memulai penjualan likuidasi dan penjualan online melalui e-commerce juga akan dihentikan.

Baca juga: Terancam Bangkrut, The Body Shop Tutup Semua Gerai di Amerika Serikat

Kabar tutupnya gerai brand yang vokal menyuarakan isu lingkungan dan hak asasi manusia itu kemudian sempat viral di media sosial dan menjadi perbincangan.

Lalu, bagaimana dengan The Body Shop Indonesia?

The Body Shop Indonesia di tengah isu bangkrut gerai di AS

The Body Shop Indonesia memastikan bahwa bisnisnya di Tanah Air masih baik-baik saja.

Sekitar 140 gerai yang ada saat ini masih beroperasi normal.

"Kami tahu kalau sejak pandemi, bisnis itu mulai berubah. Banyak bisnis yang juga sedang restrukturisasi. The Body Shop pun sedang melakukan hal itu," kata CEO The Body Shop Indonesia, Suzy Hutomo, di Jakarta, Kamis (28/3/2024).

Lebih jauh, pada kesempatan terpisah, Suzy menjelaskan bahwa The Body Shop terbagi menjadi dua divisi, yakni The Body Shop International yang memiliki cabang di AS, Kanada, Inggris, dan Eropa.

Baca juga: Berikan Donasi ke Palestina, The Body Shop Klaim Sudah Putus dengan Brand Induk Sebelumnya

Sementara yang kedua adalah global franchise, seperti di Indonesia, India, Malaysia, dan beberapa negara Asia lain.

Secara umum, Suzy menjelaskan bahwa The Body Shop melihat diperlukan perubahan strategi bisnis, khususnya The Body Shop yang dimiliki oleh The Body Shop International, di negara-negara yang sudah dianggap kurang baik secara bisnis.

Salah satunya The Body Shop AS, yang sebelumnya berjalan biasa-biasa saja dan kian terpukul karena pandemi.

Untuk itu, demi mempertahankan bisnis global, termasun di negara-negara dengan global franchise seperti Indonesia, maka The Body Shop memutuskan untuk menutup gerai-gerai di AS dan Kanada.

"Jadi bukan The Body Shop International bangkrut, tetapi US memang dibangkrutkan," kata Suzy saat berkunjung ke Menara Kompas di Palmerah Selatan, Jakarta, Jumat (22/3/2024).

Baca juga: Free Make Over dari The Body Shop Indonesia, Mau Coba?

"Itu jadi salah satu strategi untuk fokus investment di UK dan brand internasional, serta untuk support global franchising seperti kami," sambungnya.

Kendati bisnis masih berjalan seperti biasa, bukan berarti The Body Shop tidak terdampak sama sekali.

Suzy mengatakan, situasi tersebut membuat banyak pelanggan bertanya. Meskipun, ia meyakini, tidak ada perubahan terhadap pelanggan lamanya.

"Jadi banyak yang tanya. Di satu sisi, kami melihat engagement jadi tinggi. Tapi orang ragu-ragu. Customer baru bertanya-tanya, "jadi ini gimana?" Itu saja. Tapi regular customer tidak banyak efek," ucapnya.

 

 

Perluas pasar digital

CEO The Body Shop Indonesia, Suzy Hutomo (tengah) dan Senior Brand Manager The Body Shop Indonesia, Tatya Rachman (kanan), saat menjadi pembicara dalam acara konferensi pers The Body Shop Indonesia di Jakarta, Kamis (28/3/2024)Dok. The Body Shop Indonesia CEO The Body Shop Indonesia, Suzy Hutomo (tengah) dan Senior Brand Manager The Body Shop Indonesia, Tatya Rachman (kanan), saat menjadi pembicara dalam acara konferensi pers The Body Shop Indonesia di Jakarta, Kamis (28/3/2024)

Perubahan perilaku belanja dari offline ke online yang semakin subur setelah pandemi Covid-19, tidak lantas membuat The Body Shop menutup gerai-gerai offline di Indonesia.

Pasokan produk juga dipastikan tidak terganggu.

Suzy menyebutkan, hal ini karena selama dua tahun terakhir, The Body Shop Indonesia membangun tulang punggung untuk bisnis digitalnya.

Baca juga: The Body Shop Dukung Kaum Muda untuk Berpolitik

Menurutnya, Indonesia menjadi franchise pertama yang memiliki aplikasi dan kini sudah diunggah oleh sekitar 200.000 pelanggan. Mereka juga memperlebar sayap di marketplace.

"Franchise kami yang pertama punya apps, India kedua," bebernya.

Baginya, gerai-gerai offline dipertahankan karena pengalaman pelanggan untuk berbelanja langsung di toko tetap diperlukan. Meskipun, sebagian di antaranya melakukan transaksi secara online.

Kendati demikian., tak menutup kemungkinan ada gerai yang mungkin akan ditutup di masa depan, jika memang sudah tidak efektif.

"Kami akan juga lihat, toko-toko yang sudah tidak efektif di third-tier cities, yang sewanya habis tidak diperpanjang."

"Kita harus benar-benar maju ke mal-mal besar, yang fasilitasnya komplet. Sekarang, semua tentang experience," tuturnya.

Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, The Body Shop Anjurkan Pakai Kemasan Isi Ulang

Adapun strategi serupa juga diterapkan The Body Shop secara global.

"Di Inggris juga demikian, beberapa gerai yang dinilai sudah tidak produktif juga ditutup, tapi mereka akan memperkuat online-nya di Eropa," tuturnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com