Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Setiyo Wibowo
Author

Konsultan, self-discovery coach, & trainer yang telah menulis 28 buku best seller. Cofounder & Chief Editor Kampusgw.com yang kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi. Founder & Host The Grandsaint Show yang pernah masuk dalam Top 101 podcast kategori Self-Improvement di Apple Podcasts Indonesia versi Podstatus.com pada tahun 2021.

Mencegah Generasi Tanpa Ayah Semakin Parah

Kompas.com - 01/04/2024, 14:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada 2011, sebanyak 12 persen anak-anak dalam keluarga pasangan suami istri hidup dalam kemiskinan, dibandingkan dengan 44 persen anak-anak dalam keluarga ibu saja.

Sementara itu, menurut temuan Edward Kruk, 71 persen kasus putus sekolah menengah adalah yatim piatu. Mereka memiliki lebih banyak masalah secara akademis, mendapat nilai buruk pada tes membaca, matematika, dan keterampilan berpikir.

Anak-anak dari rumah yang tidak memiliki ayah lebih mungkin bolos sekolah, lebih mungkin dikeluarkan dari sekolah, lebih mungkin meninggalkan sekolah pada usia 16 tahun, dan lebih kecil kemungkinannya untuk mencapai kualifikasi akademik dan profesional di masa dewasa.

Penelitian yang menggunakan sampel 1.409 remaja (851 perempuan dan 558 laki – laki) berusia 11-18 tahun, menyelidiki korelasi antara ketidakhadiran ayah dan aktivitas seksual yang dilaporkan sendiri.

Hasilnya mengungkapkan bahwa remaja yang tinggal di rumah tanpa kehadiran ayah lebih cenderung melaporkan aktif secara seksual dibandingkan dengan remaja yang tinggal bersama ayah mereka. Penelitian tersebut pernah dipublikasikan pada National Library of Medicine, Amerika Serikat.

Adapun temuan penelitian Jennifer Rainey sebagaimana yang dirilis webmd.com menyebutkan bahwa anak-anak dari rumah orangtua tunggal lebih dari dua kali lebih mungkin untuk bunuh diri.

Mendapati fakta-fakta di atas, bagaimana dengan respons Anda? Percayakah Anda dengan dampak negatif dari anak-anak yang tidak memiliki figur ayah dalam hidupnya?

Peran ayah yang sesungguhnya

Tumbuh kembang anak sudah semestinya bukan semata-mata tanggung jawab ibu. Karena sejatinya seorang ayah adalah kepala keluarga yang memikul beban lebih besar.

Sudah semestinya ayah untuk tidak hanya fokus mencari nafkah, tapi melupakan aspek-aspek lain. Karena sesungguhnya, ada begitu banyak peran yang dapat dimainkannya sesuai tahap-tahap perkembangan anak.

Jadi, ayah yang ideal adalah ayah yang dapat memainkan beberapa peran sebagai berikut.

Peran pertama adalah pencari nafkah. Ayah adalah tulang punggung keluarga. Meskipun kini banyak perempuan yang juga membantu perekonomian keluarga dengan sama-sama bekerja, namun ayahlah yang paling berperan dalam stabilitas perekonomian keluarga.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ayah paling bertanggung jawab dengan masa depan keluarganya, khususnya anak-anaknya. Sayangnya, selama ini tidak sedikit para ayah di Tanah Air yang hanya memainkan peran ini.

Peran kedua, ayah adalah pelindung. Ayah yang hebat membantu memastikan keselamatan dan kesejahteraan anak-anak mereka.

Ayahlah yang memastikan keamanan anak-anaknya dari bahaya. Ayahlah yang berperan mewujudkan lingkungan aman, nyaman dan layak untuk tumbung kembang anaknya.

Peran ketiga, ayah sebagai guru. Mengajari anak-anak keterampilan hidup yang penting, menanamkan nilai-nilai dan berbagi pengetahuan adalah bagian inti dari menjadi seorang ayah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com