Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Setiyo Wibowo
Author

Konsultan, self-discovery coach, & trainer yang telah menulis 28 buku best seller. Cofounder & Chief Editor Kampusgw.com yang kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi. Founder & Host The Grandsaint Show yang pernah masuk dalam Top 101 podcast kategori Self-Improvement di Apple Podcasts Indonesia versi Podstatus.com pada tahun 2021.

Mencegah Generasi Tanpa Ayah Semakin Parah

Kompas.com - 01/04/2024, 14:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ayah adalah mentor alami bagi putra-putrinya. Entah dari sesederhana mengajari anak membaca dan naik sepeda, hingga sekompleks dalam mengarahkan jurusan kuliah dan memilih pekerjaan sesuai minat, bakat, kekuatan, dan passion mereka.

Peran keempat, ayah sebagai panutan atau role model. Anak adalah cermin dari ayahnya. Jika ayah mencontohkan yang baik dalam menjaga kebersihan, kecil kemungkinannya anak-anak mereka kelak akan membuang sampang sembarangan.

Bila ayah mencontohkan ketekunan dalam bekerja dan berbisnis, kecil kemungkinan anak-anak mereka untuk menjadi pemalas di kemudian hari.

Peran kelima, ayah sebagai pengasuh. Meskipun pengasuhan cenderung diasosiasikan dengan ibu, ayah juga dapat memberikan dukungan emosional, kenyamanan, dan kasih sayang kepada anak-anaknya. Menjadi tersedia secara emosional dan memberikan cinta dan perhatian sangatlah penting.

Apalagi di "zaman now" seperti sekarang. Anak-anak kita begitu mudah dipengaruhi oleh konten-konten dari televisi dan media sosial atau internet. Jika ayah tidak mengawasi perilaku anak, sudah pasti mereka akan bermasalah di kemudian hari.

Pendidikan pertama dan paling penting adalah keluarga. Tempat penitipan anak maupun sekolah formal dari TK hingga perguruan tinggi tidak cukup untuk membentuk anak yang sukses dan berkarakter tanpa peran ayah.

Peran keenam, ayah sebagai teman bermain. Idealnya, ayah bisa menjadi teman bermain terbaik anaknya. Untuk itu, ayah perlu mengenali jenis-jenis permainan apa yang dapat merangsang kecerdasan anaknya.

Sedari kecil, ayah perlu memberikan berderet jenis permainan yang dapat mengasah kecerdasan majemuk anak. Akan lebih baik jika ayah dapat meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk menemani anak bermain sambil belajar.

Peran ketujuh, ayah sebagai penegak kedisiplinan. Ayah harus mampu bekerja sama dengan ibu dalam menetapkan batasan dan aturan untuk perilaku anak-anak mereka. Mereka berperan dalam mengajarkan disiplin dan tanggung jawab.

Ayah perlu tegas dalam memberikan batasan seberapa lama anak bermain ponsel, mengingatkan anak untuk beribadah, hingga seberapa boleh anak bergaul dengan lawan jenis.

Pada akhirnya, seorang anak yang sukses dan bahagia dibentuk dari kerja sama memainkan peran antara ayah dan ibu.

Jika hanya salah satu orang tua yang peran, itu ibarat burung yang hanya memiliki satu sayap. Sehingga, burung itu tidak dapat terbang tinggi di angkasa sebagaimana seharusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com