“Orang yang makannya paling lambat memiliki risiko obesitas paling rendah,” catat Dr. Heinberg. “Orang yang menggambarkan dirinya sebagai orang yang makan normal memiliki risiko lebih tinggi, namun risiko tertinggi terjadi pada kelompok orang yang makan cepat.”
Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa kecepatan makan cepat dikaitkan dengan obesitas pada anak usia 7 hingga 17 tahun.
Baca juga: Biasa Makan Terlalu Cepat? Ini 4 Masalah Kesehatan yang Mengintai
Ingin mengurangi kecepatan makan? Cobalah kiat-kiat ini:
Pertama, pastikan menyisihkan waktu yang cukup setiap kali makan. Kita hidup di dunia yang serba cepat dengan restoran cepat saji di setiap sudutnya, namun makan siang lima menit sebaiknya dihindari.
Makan dengan kecepatan lebih lambat memungkinkan kita menikmati makanan dan merasa kenyang sebelum makan terlalu banyak.
“Orang harus meluangkan waktu lebih dari 20 menit untuk makan – idealnya sekitar 30 menit – sehingga menyediakan kesempatan bagi otak untuk mendeteksi rasa kenyang,” kata Dr. Heinberg. Dia menyarankan menggunakan pengatur waktu atau memperhatikan jam untuk memperpanjang waktu makan hingga 30 menit.
Selanjutnya, saat sedang makan, pastikan memberikan waktu yang cukup untuk mengunyah setiap gigitan sebelum menelannya. Ini berarti kita baru akan menelan makanan setelah menjadi halus.
Heinberg menyarankan untuk mengunyah setiap suapan sebanyak 15 hingga 30 kali, tergantung makanannya. Ada baiknya juga jika kita meletakkan sendok atau garpu di antara setiap gigitan — dengan cara ini, kita tidak tergoda atau terburu-buru untuk menggigit lagi sebelum selesai mengunyah.
Ada baiknya juga untuk menjaga diri tetap terhidrasi saat makan. Minumlah air setiap beberapa suap - hal ini tidak hanya dapat memberi jeda, tetapi juga dapat membantu merasa lebih kenyang. Ini juga dapat membantu melunakkan makanan yang keras selama proses mengunyah.
Seringkali kita tergoda untuk menyalakan TV atau bahkan bermain ponsel sambil makan. Hal itu akan menjadi gangguan tambahan yang bisa menjauhkan kita dari perhatian pada makanan. Makan sambil lalu membuat kita makan terlalu banyak dan terlalu cepat.
Kita dapat mempraktikkan pola makan penuh kesadaran dengan mengubah sikap, tidak hanya tentang apa yang kita makan, tetapi juga cara kita makan. Artinya, matikan TV, biarkan pikiran tenang, dan fokus pada makanan.
Makan dengan penuh kesadaran juga berarti melibatkan seluruh indra — tidak hanya pada rasa makanan, tetapi juga berfokus pada penglihatan, penciuman, tekstur, dan lain-lain.
“Perubahan kecil dalam perilaku – apakah itu hanya mengurangi kecepatan, tidak banyak ngemil, tidak makan di depan televisi – semua hal kecil ini adalah langkah kecil yang dapat dilakukan orang untuk mengatasi masalah tersebut,” kata Dr. Heinberg.
Baca juga: Susah Terapkan Makan dengan Mindfulness? Coba 3 Latihan Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram