Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
Selain paparan gawai yang terlalu lama, Trisna juga mengungkapkan sejumlah penyebab tantrum pada anak.
Tantrum, kata Trisna, merupakan kondisi normal yang terjadi pada anak. Namun, tantrum berpotensi menjadi abnormal jika berlanjut hingga remaja, sehingga perlu diwaspadai oleh orangtua.
“Jadi, tantrum merupakan perkembangan normal sesuai dengan usia anak. Tetapi, bisa menjadi abnormal kalau berlanjut sampai anak besar atau remaja, sehingga ini perlu diatasi,” ujar Trisna yang juga merupakan anggota Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Tantrum pada Anak, Orangtua Tidak Perlu Marah-marah
Berikut sejumlah penyebab tantrum pada anak.
Kondisi fisiologis yang menyebabkan tantrum pada anak antara lain lelah, lapar, bosan, dan frustasi.
Sejumlah masalah kesehatan juga bisa memicu tantrum pada anak, seperti gangguan tidur, otitis, dan ISPA.
Tantrum juga dapat disebabkan anak menginginkan sesuatu, menolak sesuatu, atau sedang mencari perhatian orangtua.
Perubahan suasana mendadak juga bisa memicu tantrum pada anak.
“Misalnya, ketika sedang asik bermain kemudian tiba-tiba terjadi perubahan yang mendadak, orangtua menyuruh stop dan langsung berubah ke aktivitas lain,” ujar Trisna.
Pola asuh orangtua juga berdampak pada kondisi tantrum anak. Orangtua yang otoriter cenderung menyebabkan anak tantrum.
Peraturan dari orangtua yang tidak konsisten juga bisa memicu tantrum pada anak.
Trisna mengatakan, ada sejumlah anak yang memiliki temperamen keras dan kurang sabar, sehingga menyebabkan tantrum.
Faktor lingkungan juga berpengaruh pada perilaku tantrum pada anak.
“Misalnya, ada kekerasan dalam keluarga atau orangtua yang mengalami kesehatan mental. Ini yang menjadi penyebab atau pencetus tantrum,” kata Trisna.
Anak berkebutuhan khusus juga rentan mengalami tantrum. Misalnya, Autism spectrum disorder (ASD), Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), disabilitas intelektual, atau gangguan bahasa.
“Karena anak tidak mampu menyampaikan apa yang diinginkannya dengan baik,” ujar Trisna.
Baca juga: Hindari Ini Saat Balita Sedang Tantrum
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.