Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Pantyliner Setiap Hari Bisa Berbahaya, Benarkah?

Kompas.com - 27/06/2024, 11:11 WIB
Devi Pattricia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan pantyliner setiap hari kerap kali diasosiasikan sebagai kebiasaan yang bisa membahayakan kesehatan area kewanitaan.

Padahal penggunaan pantyliner biasanya membantu untuk mencegah cairan dari area kewanitaan menempel langsung ke pakaian dalam. 

Namun, benarkah penggunaan pantyliner setiap hari bisa memicu bahaya bagi kesehatan?

Baca juga: Perempuan Wajib Tahu, Ini 3 Bahan Berbahaya pada Sejumlah Pembalut 

Menjawab hal tersebut, Medical Editor Yoona dr. Wisniaty menjelaskan bahwa bahaya atau tidaknya penggunaan pantyliner tergantung dari bahan-bahan yang ada di dalam pantyliner yang kamu gunakan.

“Tergantung pantyliner-nya terbuat dari apa. Kalau organik bahannya less likely enggak akan menimbulkan bahaya yang sangat signifikan ya,” jelas dr. Wisniaty kepada Kompas.com saat ditemui di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Dr. Wisniaty menyarankan jika ingin memakai pantyliner, sebaiknya pilih yang bersertifikat organik dan kamu tetap menggantinya secara berkala setiap tiga jam sekali. 

Baca juga: Dianggap Lebih Aman, Apa Itu Pembalut Organik?

Hal ini bertujuan agar tidak membuat area kewanitaan menjadi lembab dan mudah tumbuh bakteri. 

“Kalau misalnya kamu pakainya pantyliner yang organik dan diganti secara berkala, itu enggak akan menimbulkan bahaya,” tuturnya. 

Menurutnya, menggunakan pantyliners non organik, yang dalam proses pembuatannya masih menggunakan klorin, pewangi, dan pewarna tambahan, maka penggunaan pantyliner setiap hari bisa berisiko pada kesehatan. 

“Kalau misalnya pantyliner itu mengandung zat kimia lain, nah zatnya memicu keputihan yang semakin parah karena enggak organik,” kata dr. Wisniaty.

Baca juga: 3 Dampak Tidak Rutin Ganti Pembalut bagi Kesehatan

Selain itu, dr. Wisniaty menyatakan penggunaan pantyliner non organik juga bisa memicu iritasi, khususnya pada pemilik kulit sensitif. 

“Bahayanya yang enggak organik itu kalau bersentuhan dengan kulit bisa menimbulkan reaksi sensitif seperti gatal, ruam, merah-merah,” ujarnya. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com