Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak ibu yang memilih untuk menghentikan pemberian ASI kepada anaknya ketika mereka berusia dua tahun.
Keputusan ini sering kali didasari oleh pertanyaan mengenai apakah nutrisi yang terkandung dalam air susu ibu (ASI) masih optimal untuk sang buah hati.
Frekuensi dan durasi pemberian ASI biasanya berkurang secara alami saat anak mencapai usia enam bulan.
Oleh karena itu, banyak ibu yang mulai memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk memastikan asupan nutrisi anak tetap terjaga.
Baca juga:
Namun, konselor laktasi di RSIA Tambak, dr. Putri Maulina, MARS, menjelaskan bahwa anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah untuk menyusui hingga anak berusia lebih dari dua tahun.
"Sebenarnya kalau dari WHO, dibilangnya two years and beyond. Mereka menganjurkannya sampai tak terhingga," ucap Putri saat ditemui di Mothercare Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (17/10/2024).
Ia menambahkan bahwa nutrisi dalam ASI sebetulnya akan menyesuaikan dengan kebutuhan anak.
Selama ASI masih keluar, tubuh ibu akan merespons kebutuhan nutrisi anak melalui "sinyal" dari air liur anak yang menempel dan diserap oleh payudara ibu.
Dengan demikian, ibu tidak perlu khawatir mengenai kualitas dan manfaat ASI.
Meskipun demikian, bukan berarti ibu dilarang untuk menghentikan pemberian ASI ketika anak berusia lebih dari dua tahun.
"Yang paling utama, kalau mau menyapih, persiapannya dari ibu," tutur Putri.
Baca juga:
Dengan kata lain, ibu harus siap secara emosional ketika anak masih ingin menyusui di usia lebih dari dua tahun.
Ibu disarankan untuk memberikan penjelasan secara perlahan agar anak memahami bahwa mereka tidak bisa menyusu lagi demi kebaikan mereka.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarangSieh dir diesen Beitrag auf Instagram an