Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com - Beberapa tahun belakangan, metode pendidikan Montessori sedang digandrungi oleh para orangtua muda di Indonesia. Apa itu Montessori?
“Montessori adalah metode belajar atau pendekatan pembelajaran yang memang fokusnya ke anak-anak, dan kesempatan anak untuk bebas eksplorasi, mencoba, melakukan hal-hal secara mandiri,” jelas seorang expert di Tentang Anak, psikolog Gianti Amanda, M.Psi. T, Montessori, diploma, saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Montessori adalah metode pendidikan yang ditemukan oleh seorang dokter dan pendidik asal Italia bernama Maria Montessori, lebih dari 100 tahun lalu.
Baca juga: Apa Jadinya jika Anak Hanya Didorong Mengejar Prestasi Tanpa Pendidikan Karakter?
Co-owner dari Amanda Montessori dan Bandung Montessori School ini mengatakan, kala itu Montessori sedang berpraktik di beberapa lokasi untuk mendalami tentang anak-anak, terutama yang berkebutuhan khusus.
Ia melakukan observasi mendalam, sampai menemukan bahwa anak-anak ternyata bisa asyik berkegiatan sendiri melalui hal-hal yang menstimulasi sensori mereka, yang mana saat itu hal tersebut belum terlalu disadari oleh para ahli lainnya.
Temuan tersebut kemudian kembangkan dan disusun menjadi sebuah metode pendidikan yang masih eksis sampai saat ini, bahkan semakin eksis di Indonesia.
Sejak awal, metode pendidikan Montessori didirikan berdasarkan observasi mendalam terhadap perkembangan para anak didik.
Observasi dilakukan agar tenaga pengajar bisa mempersiapkan lingkungan yang laik untuk anak belajar, terutama dari segi alat peraga yang menunjang metode Montessori.
“Observasi perkembangan anak misalnya dari segi usianya berapa, mereka butuhnya belajar apa, apakah anak sudah paham topik tertentu atau belum atau harus diajarkan dulu, atau apakah anak sudah bisa tapi belum mahir,” jelas Gianti.
Ruangan yang disesuaikan dengan hasil observasi membuat anak lebih percaya diri dalam melakukan eksplorasi mandiri.
Baca juga: Pentingnya Pendidikan Karakter Orangtua untuk Tumbuh Kembang Anak
Sebab, anak tahu bahwa apapun yang ingin dilakukan, dipelajari, dan dimainkan, tersedia di ruangan.
“Sekolah yang benar-benar menerapkan metode Montessori, anak-anak di kelasnya itu asyik sendiri karena mereka sudah tahu mau melakukan apa, belajar apa, main apa, dan kelasnya cenderung tenang karena mereka lagi konsentrasi dan fokus,” tutur Gianti.
Dalam metode Montessori, ada lima area penting yang termasuk dalam kurikulum pembelajaran, yaitu Practical Life alias kegiatan sehari-hari, Sensori, Bahasa, Matematika, dan Budaya alias pengetahuan umum.
Metode pendidikan lainnya mungkin lebih mendorong anak untuk belajar dengan membaca sendiri lewat buku yang dimiliki dan pemaparan di papan tulis, atau mendengarkan guru menerangkan.
“Di Montessori, masing-masing area itu ada alat-alatnya. Pokoknya kegiatannya banyak banget, di Montessori diajarin banget step by step-nya,” tutur Gianti.
Dalam metode pendidikan Montessori, anak-anak juga tidak dipisah berdasarkan usia. Biasanya, metode ini sudah bisa diterapkan ketika anak berusia tiga tahun.
“Anak usianya itu digabung, usia tiga sampai enam tahun digabung. Kenapa bisa? Karena mereka fokus di kegiatannya masing-masing,” kata Gianti.
Jadi, anak-anak berusia tiga tahun akan mengerjakan kegiatan sesuai usia mereka, begitu pula dengan anak-anak berusia enam tahun. Semuanya bisa terjadi ketika ruangan disiapkan dengan baik berdasarkan observasi tenaga pengajar.
Baca juga: Pendidikan Inklusi di PAUD, Jadikan Keberagaman sebagai “Kurikulum Hidup”
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang