Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com - Apa saja ciri-ciri sekolah Montessori? Sebaiknya berhati-hati dalam memilih karena saat ini sudah banyak sekolah yang mengklaim bahwa mereka sudah menerapkan metode pendidikan Montessori.
Untuk diketahui, Montessori adalah metode belajar atau pendekatan pembelajaran yang berfokus pada anak-anak, serta kesempatan mereka untuk bebas eksplorasi, mencoba, dan melakukan hal-hal secara mandiri.
Baca juga:
Berikut beberapa ciri khas sekolah Montessori selengkapnya.
Banyak sekolah mengklaim memakai metode Montessori. Kenali ciri-ciri sekolah Montessori menurut psikolog.Metode pendidikan Montessori menitikberatkan pada kemandirian. Untuk menunjang hal tersebut, guru perlu melakukan observasi yang mendalam pada kemampuan masing-masing anak.
Seorang expert di Tentang Anak, psikolog Gianti Amanda, M.Psi. T, Montessori, diploma, mengatakan, observasi dilakukan agar guru bisa menghadirkan alat peraga penunjang kegiatan pembelajaran.
“Bedanya sama metode lain adalah observasinya sangat tinggi di metode Montessori, dan adanya alat-alat spesifik yang digunakan,” ucap Gianti saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Beberapa alat yang sering digunakan dalam metode Montessori adalah menara silinder, kubus binominal, dan menara merah muda.
Ruangan yang disesuaikan dengan hasil observasi membuat anak lebih percaya diri dalam melakukan eksplorasi mandiri. Sebab, anak tahu bahwa apa pun yang ingin dilakukan, dipelajari, dan dimainkan, tersedia di ruangan.
“Sekolah yang benar-benar menerapkan metode Montessori, anak-anak di kelasnya itu asyik sendiri karena mereka sudah tahu mau melakukan apa, belajar apa, main apa, dan kelasnya cenderung tenang karena mereka lagi konsentrasi dan fokus,” tutur Gianti.
Baca juga:
Banyak sekolah mengklaim memakai metode Montessori. Kenali ciri-ciri sekolah Montessori menurut psikolog.Ada beragam kurikulum di Indonesia, seperti kurikulum Waldorf, Reggio Emilia, dan Cambridge.
Montessori pun punya kurikulum sendiri yang fokus pada lima area yaitu Practical Life alias kegiatan sehari-hari, Sensori, Bahasa, Matematika, dan Budaya alias pengetahuan umum.
Metode pendidikan lainnya mungkin lebih mendorong anak untuk belajar dengan membaca sendiri lewat buku yang dimiliki dan pemaparan di papan tulis, atau mendengarkan guru menerangkan.
“Di Montessori, masing-masing area itu ada alat-alatnya. Pokoknya kegiatannya banyak banget, di Montessori diajarin banget step by step-nya (langkah demi langkah),” tutur Co-owner dari Amanda Montessori dan Bandung Montessori School ini.