Menurut Kerri, meskipun warna-warna terang yang mencolok sulit dicapai dengan bahan alami, beberapa warna justru dapat tampil sangat pekat melalui proses pencelupan berulang.
Hal ini membuat pewarnaan alam mampu menghasilkan nuansa yang lebih kaya dibandingkan dugaan banyak orang.
“Memang dia enggak bisa se-bright itu. Tapi kalau dilihat completely, mereka bilang, ‘oh wow, hitamnya bisa pekat banget ya’,” kata Kerri.
Baca juga: Dari Tenun hingga Perhiasan, Begini 5 Cara Mudah Merawat Warisan Budaya Nusantara
Bagi sebagian orang, hasil tersebut menjadi bukti bahwa pewarnaan alam tidak hanya menghadirkan warna lembut, tetapi juga mampu menghasilkan kedalaman warna yang kuat, kaya, dan berkarakter.
Dengan teknik yang tepat, bahan alam dapat menghadirkan kedalaman warna yang kuat sekaligus mempertahankan karakter khas tenun tradisional.
Selain memperkaya tampilan ulos, penggunaan pewarna alam juga menjadi bagian dari upaya menjaga keberlanjutan.
Pemilihan bahan-bahan dari tumbuhan sekitar lebih ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan limbah kimia, sehingga proses pewarnaan tetap selaras dengan alam.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang