“Sejak diet, aku nggak pernah lagi ngamuk-ngamuk nggak jelas. Rasanya lebih sabar,” kata Fadil.
Ia mengaku pernah mengalami stres berat pada masa awal kuliah, hingga sempat mengurung diri seminggu penuh.
Baca juga: Ciri-ciri Keluarga Toxic yang Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental
Rutinitas diet, mulai dari manajemen waktu makan, olahraga, hingga fokus pada diri sendiri, membantunya menemukan kembali ketenangan.
“Diet IF ini seperti ngelatih sabar. Dan aku punya lebih banyak waktu buat mikirin diri sendiri, buat lebih dekat sama Allah juga,” ucapnya.
Bagi Fadil, perjalanan menurunkan berat badan bukan sekadar proyek sementara. Ia ingin pola hidup sehat menjadi kebiasaan jangka panjang.
“Kalau timbangan nggak turun-turun, nggak apa-apa. Jalanin aja. Nanti ada saatnya kita lihat hasilnya,” katanya.
Baginya, momen kembali memakai jeans dengan percaya diri adalah bukti kecil bahwa usaha tidak pernah sia-sia.
“Diet jangan cuma buat sekarang. Jadikan kebiasaan buat terus jaga hidup sehat selama kita masih punya kesempatan.”
Baca juga: Cerita Qory, Ubah Gaya Hidup Atasi Keluhan Asam Lambung Tinggi
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang