Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, 5 Risiko Kesehatan yang Muncul dari Rasa Kesepian

Kompas.com, 10 Februari 2020, 15:28 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Hampir semua orang pernah merasa kesepian di beberapa titik kehidupannya.

Bagi banyak dari kita, ini adalah kondisi sementara yang bisa disebabkan oleh perubahan hidup. Seperti pindah ke lokasi baru, atau memulai pekerjaan baru.

Namun pada sebagian orang, kesepian adalah cara hidup, yang bukan berasal dari jumlah orang di sekitar mereka, melainkan kurangnya koneksi dengan orang lain.

Penelitian telah menunjukkan, kesepian kronis dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Baca juga: Rasa Kesepian, Terkait dengan Peradangan dan Picu Berbagai Penyakit

Para ilmuwan masih meneliti hubungan antara kesehatan mental dan fisik serta bagaimana kesepian memengaruhi tubuh.

Namun bisa jadi kita tidak tahu beberapa temuan mereka selama bertahun-tahun.

1. Picu rasa sakit fisik

Dr. Sanjay Gupta menulis sebuah kolom untuk O Magazine tentang studi di tahun 2003.

Merasa diasingkan dapat mendorong kita ke batas sosial, hingga menyebabkan kesepian, dan memicu aktivitas di beberapa daerah otak yang memicu rasa sakit fisik."

Disebutkan, penelitian itu dipimpin Naomi Eisenberger, profesor psikologi sosial di UCLA.

"Dari perspektif evolusi, ini masuk akal. Leluhur kita bergantung pada kelompok sosial tidak hanya untuk persahabatan, melainkan bertahan hidup," tulis Gupta.

"Tinggal dekat dengan suku membawa akses ke tempat berteduh, makanan, dan perlindungan. Pemisahan dari kelompok, di sisi lain, berarti bahaya," sambung dia.

"Hari ini saat kita merasa tersisih, tubuh bisa saja merasakan ancaman terhadap kelangsungan hidup, dan beberapa sinyal rasa sakit serupa akan terlibat jika kita berada dalam bahaya fisik nyata."

Baca juga: Kesepian, Emosi Manusia yang Dianggap Sama Bahayanya dengan Penyakit

"Dalam kesepian kronis, kadar hormon stres kortisol meningkat lebih tinggi di pagi hari, daripada mereka yang lebih terhubung secara sosial, dan tidak sepenuhnya kesepian di malam hari."

2. Tidak bisa tidur nyenyak

Studi di tahun 2011 menemukan, orang-orang yang kesepian mengalami lebih banyak gangguan tidur malam dibandingkan mereka yang tidak.

Para peneliti mengungkap, hubungan antara gangguan tidur dan kesepian tetap ada, bahkan setelah menghitung status perkawinan dan ukuran keluarga.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau