KOMPAS.com - Olahraga menjadi salah satu cara yang baik untuk menjaga imunitas tubuh di tengah pandemi Covid-19.
Dengan ditutupnya sejumlah fasilitas olahraga seperti pusat kebugaran dan kelas-kelas olahraga lainnya, beraktivitas di ruang terbuka, seperti lari, jalan kaki dan bersepeda pun semakin banyak diminati.
Sambil berolahraga, kita juga bisa menghirup udara segar dan melepas stres.
Pelari marathon 2:41 yang juga bekerja sebagai penasihat kebijakan di Washington D.C, Kerry Allen menyambut baik animo masyarakat yang semakin banyak menggemari olahraga di ruang terbuka.
"Namun, di perkotaan (keramaian) kita menjadi sulit menerapkan aturan jaga jarak," ungkapnya kepada Runner's World.
Menurut pedoman Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), aktivitas luar ruangan seperti lari masih boleh dilakukan di tengah pandemi, selama kita menerapkan aturan jaga jarak sosial (sekitar dua meter) dari orang lain dan menghindari keramaian.
Jika berlari di area terpencil atau kota kecil, aturan itu lebih mudah untuk dipatuhi. Namun, di area perkotaan dengan jalan-jalan yang sempit atau running track di taman, kita akan lebih sulit menerapkan aturan jaga jarak.
Baca juga: Kenali, Olahraga yang Baik demi Imunitas Tubuh di Masa Pandemi
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk berlari di ruang terbuka perkotaan sambil tetap menerapkan aturan pembatasan sosial, antara lain:
1. Pergi lebih pagi
Allen, salah satu warga yang sering berlari mengelilingi National Mall dan monumen di Washington D.C. kini mengambil jarak saat berlari di running track untuk menghindari kerumunan.
Ia juga memilih lari lebih pagi, di mana lebih sedikit orang sudah berada di luar. Meskipun, secara keleluasaan waktu ia sebetulnya lebih suka lari di sore hari.
"Namun, kupikir pagi hari cukup sepi dan damai," ungkapnya.
Menurut spesialis penyakit menular di The Polyclinic, Seattle, Amy Treakle, M.D., menjaga jarak dua meter dengan orang lain bisa membantu menghentikan penyebaran penyakit karena virus ditularkan melalui lendir atau tetesan air liur yang terbang melalui udara, namun dalam jarak dekat atau dalam waktu yang tidak lama.
Meski begitu, jika ada pelari lain yang batuk, meludah, atau mengeliarkan ingus dan terkena orang lainnya, maka mereka berisiko menyebarkan virus.
Baca juga: Amankah Kembali Berolahraga di Gym? Ini Tipsnya