Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Tes MBTI Akurat untuk Mengukur Kepribadian Seseorang?

Kompas.com - 21/10/2021, 18:23 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perbincangan soal tipe kepribadian manusia tak luput dari banyaknya orang yang merasa sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya, baik dengan teman sekolah, keluarga, maupun teman di kantor.

Ada yang menilai dirinya sulit beradaptasi, tidak mampu bekerja dengan baik, kesulitan dalam berkomunikasi, hingga tidak bisa memahami perintah yang diberikan.

Alhasil, mereka yang merasakan hal tersebut, ramai-ramai melakukan tes psikologi untuk mengetahui jenis kepribadiannya.

Dari sekian banyak tes psikologi yang banyak diikuti, MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator menjadi salah satu yang paling populer. 

Apakah itu tes MBTI?

Singkatnya, tes ini diprakarsai oleh Isabel Myers dan Katherine Briggs. Keduanya mengembangkan tes MBTI pada medio 1940-an berdasar teori tipe kepribadian yang pernah dikemukakan Carl Jung.

Baca juga: Dua Tipe Kepribadian Seseorang Saat WFH, Kamu yang Mana?

Myers dan Briggs lantas membuat penelitian guna mencari perbedaan dari kepribadian tiap individu saat Perang Dunia II masih berlangsung.

Peserta yang ikut dalam penelitian pertama mereka adalah sanak keluarga dan teman Myers dan Briggs. Mereka mengisi daftar kuisioner yang diberikan dengan pensil dan bolpoin.

Penelitian itu dilakukan sebab keduanya ingin membantu orang dalam memilih pekerjaan yang paling sesuai dengan tipe kepribadiannya, sehingga dapat menjalani hidup secara lebih sehat dan bahagia.

Myres dan Briggs juga ingin respondennya dapat mengeksplorasi dan memahami kepribadian mereka, termasuk mengetahui kesukaan, ketidaksukaan, kelemahan, dan kekuatan.

Keduanya menyimpulkan tidak ada tipe kepribadian yang "terbaik" atau yang "paling baik" dari yang lain. Sebabnya, MBTI bukanlah tolok ukur untuk menilai disfungsi atau keabnormalan pada seseorang.

Dan hasilnya, Myers dan Briggs berhasil mengidentifikasi berbagai macam tipe kepribadian manusia yang kemudian dikelompokkan menjadi empat domain yang masih terbagi atas dua jenis.

Baca juga: 4 Tindakan yang Cerminkan Kepribadian Asli dan Membuat Dihargai

Empat domain yang berhasil diidentifikasi Myers dan Briggs, meliputi:

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

1. Extraversion (E)–Introversion (I)

Dikotomi dari extraversion-introversion pertama kali diulik oleh Jung dalam teorinya soal tipe kepribadian manusia untuk mengidentifikasi bagaimana respons seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.

Extraversion atau yang sering disebut ekstrovert adalah kecenderungan sikap dan tindakan seseorang saat berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.

Saat menjalin interaksi, orang ekstrovert akan merasa sangat bersemangat dan menikmati interaksi sosial. Biasanya juga, orang ekstrovert suka melakukan kegiatan secara kolektif, seperti berorganisasi, makan bersama, atau nongkrong.

Berkebalikan dengan ekstrovert, introversion atau yang sering disebut introvert justru punya kecenderungan menikmati interaksi sosial secara mendalam dan bermakna.

Orang introvert juga dikenal berorientasi pada pemikiran dan merasa dirinya terisi penuh setelah menghabiskan waktu seorang diri.

Baca juga: 5 Jenis Pekerjaan yang Cocok untuk Orang Ekstrovert, Apa Saja?

2. Sensing (S)–Intuition (N)

Skala ini melibatkan menentukan bagaimana seseorang mengumpulkan informasi dari lingkungan sosial di sekitanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com