KOMPAS.com - Rambut sering rontok bisa disebabkan sejumlah hal, termasuk tanda adanya masalah kesehatan tertentu.
Rambut rontok sebetulnya adalah hal normal. Menurut American Acadeny of Dermatology Association (AAD), rambut rontok 50-100 helai per hari masih dikategorikan normal.
Kerontokan rambut dianggap sudah sangat signifikan jika jumlah per harinya lebih dari itu. Secara medis, kondisi ini disebut telogen effluvium.
Menurut Healthline, untuk mengetahuinya, kita bisa melakukan pulling test atau tes tarik di rumah.
Mulailah pada sebagian kecil rambut yang bersih dan kering, kemudian sisir menggunakan jari. Tarik secara perlahan.
Jika lebih dari dua atau tiga helai rambut tertinggal di tangan pada setiap tarikan, Anda mungkin mengalami telogen atau anagen effluvium.
Baca juga: 5 Kesalahan Pemilihan Sampo yang Sebabkan Rambut Rontok
Rambut sering rontok banyak terjadi pada orang-orang dengan kondisi berikut:
Penyebab rambut sering rontok bisa jadi karena kondisi stres berat yang sedang dialami.
Dokter kulit dari New York, Michelle Henry, MD menjelaskan kepada Health bahwa tubuh merasakan stres mental dengan cara yang sama seperti merasakan stres fisik.
Ketika mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang kemudian dapat memengaruhi folikel rambut dan menyebabkan kerontokan rambut.
Menurut dokter kulit dari Washington DC, Angelo Landriscina, MD, kondisi rambut sering rontok itu biasanya terjadi setidaknya tiga bulan setelah peristiwa yang memicu stres.
Jika penyebab rambut sering rontok adalah faktor stres, cara mengatasinya adalah dengan mengelola stres, meskipun itu tentu tidak mudah.
Baca juga: 12 Cara Menghilangkan Stres, Demi Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Kehamilan juga merupakan salah satu jenis stres fisik yang bisa menjadi penyebab rambut sering rontok.
Kerontokan rambut terkait kehamilan lebih umum terjadi setelah bayi lahir daripada selama kehamilan.
Namun, jika proses kehamilan dan melahirkan adalah penyebab rambut sering rontok, yakinlah bahwa rambut akan tumbuh kembali dalam beberapa bulan setelahnya.
Baca juga: Berapa Lama Berat Badan Turun Setelah Melahirkan?
Sama seperti perubahan hormon ketika kehamilan yang dapat menyebabkan rambut sering rontok, begitu juga dengan mengganti atau menghentikan konsumsi pil KB.
Ini juga dapat menyebabkan telogen effluvium dan rambut sering rontok kemungkinan besar juga terjadi jika seseorang memiliki riwayat keluarga yang mengalami kerontokan rambut.
Perubahan keseimbangan hormonal yang terjadi saat menopause mungkin juga menyebabkan rambut rontok.
Dokter kulit dari Scott & White Clinic di Round Rock, Texas, Mark Hammonds, MD menjelaskan, hal itu dikarenakan reseptor androgen atau hormon pria di kulit kepala yang menjadi aktif.
Pada kondisi tersebut, folikel rambut akan mengecil dan mulai menyebabkan kehilangan lebih banyak rambut.
Menghentikan kontrasepsi oral terkadang memang dapat menyebabkan kerontokan rambut, tetapi sifatnya hanya sementara.
Baca juga: Pentingnya Alat Kontrasepsi untuk Cegah Kehamilan! Yuk, Ketahui Jenis-jenisnya
Menurut AAD, terlalu sedikit mengonsumsi protein juga berpotensi menjadi penyebab rambut sering rontok.