Ketika mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang kemudian dapat memengaruhi folikel rambut dan menyebabkan kerontokan rambut.
Menurut dokter kulit dari Washington DC, Angelo Landriscina, MD, kondisi rambut sering rontok itu biasanya terjadi setidaknya tiga bulan setelah peristiwa yang memicu stres.
Jika penyebab rambut sering rontok adalah faktor stres, cara mengatasinya adalah dengan mengelola stres, meskipun itu tentu tidak mudah.
Baca juga: 12 Cara Menghilangkan Stres, Demi Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Kehamilan juga merupakan salah satu jenis stres fisik yang bisa menjadi penyebab rambut sering rontok.
Kerontokan rambut terkait kehamilan lebih umum terjadi setelah bayi lahir daripada selama kehamilan.
Namun, jika proses kehamilan dan melahirkan adalah penyebab rambut sering rontok, yakinlah bahwa rambut akan tumbuh kembali dalam beberapa bulan setelahnya.
Baca juga: Berapa Lama Berat Badan Turun Setelah Melahirkan?
Sama seperti perubahan hormon ketika kehamilan yang dapat menyebabkan rambut sering rontok, begitu juga dengan mengganti atau menghentikan konsumsi pil KB.
Ini juga dapat menyebabkan telogen effluvium dan rambut sering rontok kemungkinan besar juga terjadi jika seseorang memiliki riwayat keluarga yang mengalami kerontokan rambut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.