KOMPAS.com - Hari raya Idul Adha selalu identik dengan sajian berbahan dasar daging, entah itu daging sapi atau kambing.
Daging sapi dan kambing diketahui kaya akan nutrisi, termasuk protein yang berperan penting terhadap pembentukan otot dan fungsi otak.
Daging merah juga mengandung zat besi yang berkontribusi membentuk sel darah merah di dalam tubuh.
Tetapi perlu diingat, dalam daging merah terkandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan kolesterol jahat (LDL).
Jika kita terlalu banyak mengonsumsi daging merah selama hari Idul Adha, sejumlah risiko penyakit akan meningkat, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.
Baca juga: Dokter Gizi Ungkap Cara Turunkan Kolesterol usai Makan Daging Kurban
Agar tidak mengalami gangguan kesehatan, simak beberapa tips aman menyantap daging di hari raya Idul Adha.
Pertama-tama, pilihlah bagian daging yang bebas lemak atau hanya mengandung sedikit lemak.
Paha atas termasuk salah satu bagian daging dengan kandungan lemak paling sedikit.
Sementara itu, jika kita melihat serat bergaris putih atau gajih pada daging yang masih mentah, buang bagian tersebut.
Bagi yang memiliki masalah kolesterol tinggi, dianjurkan untuk menghindari jeroan seperti usus, limpa, ati, atau babat karena semua bagian itu mengandung kolesterol yang lebih tinggi ketimbang daging.
Sebelum daging kurban disimpan atau dimasak, daging perlu dicuci sampai bersih dengan air mengalir.
Tujuannya, agar kita tidak terpapar kontaminasi kuman yang bisa memicu gangguan kesehatan seperti diare.
Pada daging yang disimpan, bukan langsung dimasak, pastikan daging sudah dalam kondisi kering dan tidak ada sisa air bekas pencucian.
Baca juga: Hindari Mengolah Daging Kurban Jadi Sate, Ini Alasannya
Mengonsumsi daging kurban sebaiknya dibagi beberapa porsi. Ambil daging secukupnya untuk diolah, sedangkan sisa daging disimpan di kulkas.
Biasanya, daging kurban bisa bertahan hingga tiga hari di kulkas, dan tiga bulan di freezer.