Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berniat Memperbaiki Hubungan yang Diwarnai KDRT? Ini Saran dari Pakar

Kompas.com, 4 Oktober 2022, 11:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian orang bertahan pada hubungan yang diwarnai Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) karena merasa pasangannya akan berubah.

Misalnya setelah dilaporkan ke kepolisian, seperti Lesti Kejora dan Rizky Billar, atau dimediasi oleh pihak terdekat.

Sering kali, muncul perasaan jika hubungan tersebut bisa diselamatkan setelah pelaku KDRT introspeksi diri dan korbannya memaafkan perilaku tersebut.

Baca juga: Apakah Pelaku KDRT Layak Dimaafkan?

Dalam hal ini, Psikolog Lucia Peppy Novianti, M. Psi. menilai pertimbangannya tidak semudah itu.

"Hubungan akan mampu diselamatkan HANYA BILA ada intervensi perubahan perilaku terutama pada pelaku dan juga diikuti pada korban," tegasnya, dalam pesan tertulis kepada Kompas.com, kemarin.

Butuh rekomitmen dan latihan perubahan perilaku untuk memastikan kekerasan tersebut bukan menjadi kebiasaan pelaku.

Riset membuktikan, pelaku KDRT yang berulang kali akan masuk pada siklus kekerasan yang kebutuhan terapinya makin tinggi.

Butuh penanganan khusus untuk hubungan KDRT

Lucia menjelaskan, tindakan KDRT dari pelaku, dilihat dari konteks ilmu perilaku manusia, berarti sudah ada proses pikir atau rasa maupun emosi yang sudah berlangsung sehingga muncul perilaku tersebut.

Hal ini berlaku pula jika kekerasan domestik itu dilakukan dengan dalih khilaf atau ketidaksengajaan.

Ada proses perilaku yang sudah berlangsung yang kemudian akan menjadi ingatan manusia.

"Oleh karena itu, upaya perbaikan, atau koreksi, atas apa yang mendasari atau mendorong perilaku itu sangat perlu diperbaiki, dikoreksi," terangnya.

Baca juga: 6 Alasan Pasangan Lakukan Kekerasan dalam Pernikahan

Sedangkan pada korban KDRT, sangat dibutuhkan intervensi perilaku bagi dirinya mereka. 

Khususnya terkait dampak kekerasan yang dialaminya maupun upaya pemulihan dan langkah selanjutnya agar hidupnya bisa kembali berjalan normal.

"Idealnya pula, dilakukan minimal konseling berpasangan apabila memang masing-masing pihak memutuskan akan tetap bersama," ujar founder layanan psikologi Wiloka Workshop ini.

Keputusan untuk kembali bersama dengan riwayat KDRT biasanya terjadi dengan alasan khilaf atau keberadaan anak.

Halaman:


Terkini Lainnya
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau