KOMPAS.com - Sebenarnya, ikan guppy memiliki reputasi yang baik di kalangan pecinta ikan hias.
Ikan tropis ini cukup mudah dirawat, mudah beradaptasi, dan dapat dipelihara dengan spesies ikan lainnya. Belum lagi, warna sisiknya sangat cantik, cocok untuk menghiasi akuarium kita.
Namun di balik reputasi baiknya, tidak berarti kita terjamin bebas dari masalah saat memelihara ikan guppy.
Sebab, ada beberapa masalah umum yang biasa dialami penghobi saat memelihara ikan guppy, mulai dari kesehatan, hingga kebiasaan unik guppy.
Namun tak perlu khawatir. Melansir The Guppy Expert, mayoritas masalah ini bisa diselesaikan.
Baca juga: 7 Ikan Guppy Termahal di Dunia, Harganya Capai Jutaan Rupiah
Untuk mengetahui rincian masalah pada ikan guppy tersebut, simak paparan berikut.
Ikan guppy rupanya sangat sensitif dan rentan terkena penyakit, baik yang disebabkan oleh parasit atau infeksi jamur. Bahkan, penyakit ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani.
Biasanya, penyakit-penyakit paling umum pada ikan guppy, seperti velvet disease, ich, serta pembusukkan ekor dan sirip, disebabkan oleh jamur atau parasit yang sulit dideteksi.
Infeksi-infeksi tersebut dapat membuat kulit ikan guppy terkelupas, berdarah, hingga membuat kepala dan tubuh ikan berlubang.
Selain itu, ada pula penyakit akibat bakteri bernama Columnaris yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
Bahkan, ada beberapa infeksi yang lain dapat menyebabkan kerusakan organ internal seperti tuberkulosis, basal, dan septikemia hemoragik yang dapat merusak hati, ginjal, dan menyebabkan bisul dan luka di seluruh tubuh.
Untungnya, penyakit-penyakit di atas bisa disembuhkan dengan obat khusus. Jadi, tak perlu terlalu khawatir.
Meski dikenal kuat, sebenarnya ikan guppy bisa mati mendadak.
Berikut beberapa penyebabnya
Ikan guppy sangat aktif dalam masalah reproduksi. Guppy jantan akan mengawini guppy betina sebanyak-banyaknya, sementara ikan guppy betina dapat menetaskan telur 20 hingga 60 telur selama satu bulan sekali.