Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2022, 11:17 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Tahi lalat merupakan konsentrasi sel penghasil pigmen (melanosit) di kulit berupa bintik kecil hitam atau kecokelatan.

Kebanyakan orang memiliki satu atau lebih. Namun, orang dengan kulit yang terang cenderung memiliki lebih banyak tahi lalat.

Sampai saat ini, penyebab tahi lalat masih dianggap sebagai interaksi faktor genetik dan kerusakan akibat sinar matahari dalam banyak kasus.

Tahi lalat biasanya muncul pada masa kanak-kanak dan remaja, yang berubah dalam ukuran dan warna saat kita tumbuh.

Tahi lalat baru biasanya muncul pada saat kadar hormon berubah seperti selama kehamilan.

Hampir semua tahi lalat bersifat jinak (non-kanker). Tetapi, tahi lalat baru pada orang dewasa lebih mungkin menjadi kanker daripada tahi lalat lama.

Oleh sebab itu, apabila tahi lalat baru muncul ketika kita lebih tua, atau jika tahi lalat berubah dalam penampilan, maka kita harus menemui dokter kulit untuk memastikan itu bukan kanker.

Baca juga: Ini Tanda Tahi Lalat Balita Harus Diperiksakan ke Dokter

Jenis-jenis tahi lalat

Ada banyak jenis tahi lalat yang dikategorikan berdasarkan kapan munculnya, seperti apa bentuknya, dan risikonya menjadi kanker.

• Tahi lalat bawaan

Tahi lalat ini disebut tanda lahir dan sangat bervariasi dalam ukuran, bentuk serta warna. Sekitar 0,2 hingga 2,1 persen bayi dilahirkan dengan tahi lalat bawaan.

Beberapa tahi lalat bawaan lahir dapat diobati untuk alasan kosmetik ketika anak lebih tua, misalnya, di usia 10 hingga 12 tahun dan lebih mampu mentolerir anestesi lokal.

Pilihan pengobatannya meliputi pembedahan, pelapisan ulang kulit (dermabrasi), pencukuran kulit (eksisi) dari lapisan kulit atas, pengelupasan kimiawi untuk pencerahan, dan ablasi laser untuk pencerahan.

Tahi lalat bawaan yang berukuran besar biasanya memiliki risiko lebih besar menjadi ganas di masa dewasa (risiko seumur hidup 4 hingga 6 persen).

Adanya perubahan pertumbuhan, warna, bentuk, atau rasa sakit pada tanda lahir harus dievaluasi oleh dokter.

• Tahi lalat biasa

Tahi lalat biasa adalah tahi lalat yang muncul pada kulit setelah kita lahir. Orang yang berkulit putih biasanya memiliki antara 10 dan 40 tahi lalat ini.

Tahi lalat ini memiliki ciri-ciri seperti bulat atau oval, datar atau sedikit terangkat, halus atau kasar, satu warna (cokelat, hitam, merah, merah muda, biru, atau berwarna kulit), tidak berubah, kecil, dan mungkin memiliki rambut.

Jika kita memiliki kulit yang lebih gelap atau rambut gelap, tahi lalat kita mungkin lebih gelap daripada orang-orang dengan kulit yang lebih cerah.

Orang yang memiliki lebih dari 50 tahi lalat biasa, lebih berisiko terkena kanker kulit. Tetapi, jarang tahi lalat biasa menjadi kanker.

• Tahi lalat atipikal

Tahi lalat atipikal dapat muncul di mana saja, yang paling sering muncul di tubuh. Tetapi, kita juga bisa mendapatkannya di leher, kepala, atau kulit kepala dan jarang muncul di wajah.

Tahi lalat atipikal jinak mungkin memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan melanoma (sejenis kanker kulit).

Jadi, penting untuk melakukan pemeriksaan kulit secara teratur dan memantau setiap perubahan pada tahi lalat.

Tahi lalat atipikal berpotensi menjadi kanker. Tetapi, diperkirakan hanya 1 dari 10.000 tahi lalat yang bisa berubah menjadi kanker.

Karena penampilannya, tahi lalat atipikal telah dicirikan sebagai "itik buruk rupa" dari tahi lalat.

Halaman:
Sumber Healthline


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com