Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2023, 11:41 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar anak mungkin tidur dalam damai. Namun nyatanya, tidak semua anak bisa seperti itu.

Dikutip dari Cleveland Clinic, satu dari 10 anak akan mendengkur saat tidur malam. Dengkurannya pun cukup kencang.

Namun, apakah ini berbahaya? Apa penyebabnya sama dengan mendengkur pada orang dewasa yang disebabkan oleh napas yang terhalang dan memaksa ke luar pada saat tidur?

Menurut ahli otolaringologi anak Brandon Hopkins, MD., dengkuran terus menerus yang dilakukan anak sebenarnya tidak selalu mengindikasikan masalah kesehatan serius.

Baca juga: Anak Sering Mendengkur saat Tidur? Hati-hati...

Adapun soal penyebab mendengkur pada anak, berikut enam alasannya.

Amandel dan kelenjar gondok yang besar

Penyebab mendengkur yang paling umum pada anak-anak biasanya disebabkan oleh jaringan berlebih atau obstruktif di tenggorokan, seperti amandel dan kelenjar gondok yang besar.

Amandel dan/atau kelenjar gondok ini juga dapat diangkat melalui pembedahan bernama tonsilektomi dan adenoidektomi jika sangat memengaruhi kualitas tidur anak.

Alergi

Peradangan dan hidung tersumbat yang disebabkan oleh alergi dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang memicu dengkuran.

Selain itu, tungau debu, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan iritan lain juga dapat memicu gejala rinitis alergi atau reaksi alergi yang menyebabkan bersin, hidung tersumbat, hidung gatal, dan sakit tenggorokan.

Untungnya, ini bisa diatasi dengan obat alergi yang dijual bebas.

Lalu, seprai hypoallergenic juga dapat membantu mengurangi paparan alergen di rumah.

Asma

Mendengkur pada anak juga bisa disebabkan oleh asma, yang dapat menyebabkan penyempitan dan pembengkakan saluran udara serta meningkatnya produksi lendir.

Untungnya, asma dapat dikelola. Kita bisa berdiskusi dengan dokter untuk mengaturnya.

Baca juga: Waspada, 8 Gejala Mendengkur yang Berbahaya bagi Kesehatan

Deviasi septum

Hidung terdiri dari tulang rawan dan tulang yang dikenal sebagai septum hidung, yang membagi hidung menjadi sisi kiri dan kanan.

Menurut Hopkins, jika septum tidak rata atau bengkok, septum bisa membuat bernapas menjadi sedikit lebih sulit dan menyebabkan dengkuran keras.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com