Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Alami Redakan Sakit Perut akibat Alergi Makanan

Kompas.com - 03/07/2023, 16:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Alergi makanan adalah kondisi di mana tubuh mengalami reaksi alergi yang tidak mengenakan setelah mengonsumsi makanan tertentu.

Gejala alergi makanan yang biasanya muncul adalah gatal-gatal dan pembengkakan di beberapa bagian tubuh.

Selain itu, gejala lainnya yang mungkin timbul akibat reaksi alergi terhadap makanan adalah sakit perut.

Untuk meredakannya, kita bisa melakukan beberapa cara alami, mulai dari menggunakan heating pad pada perut hingga mengonsumsi beberapa minuman herbal.

Baca juga: 6 Cara Alami Redakan Sakit Perut dengan Cepat di Rumah

Perbedaan alergi makanan dan intoleransi makanan

Sebelum bicara lebih jauh tentang cara mengatasi sakit perut akibat alergi makanan, kita perlu mengetahui perbedaan antara alergi makanan dan intoleransi makanan untuk penanganan yang tepat.

Sebagian besar orang dewasa tahu bagaimana rasanya mengalami reaksi yang kuat terhadap makanan.

Tetapi sebagian besar reaksi ini saja disebabkan oleh intoleransi makanan, bukan alergi makanan.

Kita mungkin tidak bisa membedakan keduanya karena banyak tanda dan gejalanya yang bisa jadi sama.

Namun, keduanya dipengaruhi oleh bagian tubuh yang berbeda.

Respons intoleransi makanan melibatkan sistem pencernaan. Hal ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memecah makanan yang menyinggung.

Gejala pencernaan termasuk diare dan muntah.

Meski demikian, kita mungkin dapat mengonsumsi makanan ini dalam jumlah kecil, terutama dengan bantuan pil enzim pencernaan atau antasida.

Di sisi lain, alergi makanan disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang bereaksi terhadap makanan tertentu.

Baca juga: Rekomendasi Makanan untuk Redakan Sakit Perut

Misalnya, jika kita alergi terhadap selai kacang, sistem kekebalan tubuh akan mengenali selai kacang sebagai alergen, sebuah penyerang yang sebenarnya.

Kemudian, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi terhadap keberadaannya dengan memproduksi antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com