KOMPAS.com - WHO baru saja merilis pedoman pola makan terbaru berdasarkan penelitian dan bukti terkini.
Panduan ini bisa menjadi acuan bagi publik untuk menerapkan gaya hidup sehat khususnya dalam hal menu makan harian.
Baca juga: Panduan Menu Harian Diet Mediterania, Diklaim Paling Sehat di Dunia
Rekomendasi terbaru WHO ini terdiri dari beberapa aspek antara lain:
Secara umum, WHO tidak menekankan pada kuantitas lemak dan karbohidrat tapi lebih memperhatikan kualitas.
Ada beberapa hal yang masih dipertahankan dalam rekomendasi diet terbaru WHO ini.
Misalnya, orang dewasa tetap disarankan membatasi konsumsi lemak hingga 30 persen atau kurang dari kalori harian mereka.
Baca juga: Pentingnya Konsumsi Lemak yang Tepat untuk Menurunkan Berat Badan
Akan tetapi, WHO menekankan pada nutrisi sehat seumur hidup.
Hal ini tak lain karena angka obesitas di seluruh dunia yang meningkat hampir tiga kali lipat sejak 1975.
Masalah kelebihan berat badan bahkan memengaruhi lebih dari 340 juta anak dan remaja dari usia 5-19 tahun.
Pada tahun 2020 lalu, tercatat 39 juta anak di bawah usia lima tahun mengalami kelebihan berat badan.
Baca juga: Cegah Bayi Obesitas, Ini 6 Kebiasaan yang Harus Diterapkan Orangtua
Selain itu, penting untuk memastikan anak-anak mengonsumsi tidak lebih dari 10 persen dari total kalori mereka dari lemak jenuh, dengan 1 persen atau kurang dari asam lemak trans.
Makanan dengan bahan susu dan daging berlemak dinilai kurang sehat karena kandungan asam lemak jenuhnya.
Hal serupa juga berlaku pada mentega, ghee, lemak babi, minyak sawit dan minyak kelapa.
Baca juga: Perbedaan Lemak Jenuh dan Lemak Tak Jenuh
Dianjurkan untuk mengganti lemak jenuh dan asam lemak trans yang tidak sehat dengan asam lemak tak jenuh ganda dan asam lemak tak jenuh tunggal dari sumber nabati.