Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Matras Yoga Svarga, dari Hati untuk Memberi "Surga"

Kompas.com - 27/07/2023, 13:06 WIB
Glori K. Wadrianto

Penulis

KOMPAS.com -  Pemimpin Romawi Julius Caesar pernah berujar, pengalaman adalah guru bagi segala hal. 

Pengalaman mengajarkan pada setiap orang untuk melihat berbagai pilihan hidup, sebelum menentukan dan lalu menjalaninya. Terkadang, pilihan tersebut bahkan tak pernah terbayang sebelumnya. 

Kondisi itu pula yang dialami oleh Elisa Purnomo. Pengalaman membawa pengusaha muda ini mendirikan merek perlengkapan olahraga The Republic of Svarga (SVRG), sekitar enam tahun lalu.

"Saya kuliah arsitek di Melbourne, tapi di arsitek saya ngerasa enggak cocok, lalu saya jadi desainer fesyen."

"Di fesyen saya pernah kerjasama dengan Ubaya (Universitas Surabaya), Jawa Pos, itu sekitar 4-5 tahun, bikin baju ini lagi, ini lagi, saya bosen."

:"Saya enggak bisa membayangkan melakukan hal itu terus menerus di sisa hidup saya," papar perempuan 37 tahun ini dalam perbincangan dengan Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Di saat merasa bosan, Elisa teringat pada pengalaman hidupnya selama ini. "Setiap kali down, stres, larinya ke olahraga, kerjanya involve itu," sebut dia.

Baca juga: Mengenal Hot Yoga dan Efektivitasnya untuk Membakar Kalori

Elisa Purnomo saat melakukan salah satu gerakan yoga.DOKUMENTASI PRIBADI ELISA PURNOMO Elisa Purnomo saat melakukan salah satu gerakan yoga.
Elisa memang dikenal sebagai pecinta olahraga. Beragam olahraga dilakoni wanita kelahiran Solo ini.

Tak cuma melakukan latihan di pusat kebugaran, dia pun melakukan high-intensity interval training (HIIT) Crossfit, panjat dinding, kalistenik, hingga yoga.

Nah, menurut pengakuannya, yoga menjadi salah satu pengalaman yang mengesankan dalam hidupnya.

"Waktu saya tinggal di Bali saya mau Crossfit sebenernya, tapi jadwalnya gak fleksibel, lalu ada yoga. Ya, yoga ada di mana-mana di Bali kan."

"Awalnya pengen tahu, olahraga apaan sih nih. Enggak gue banget," cetus Elisa.

"Ternyata, yoga itu capek, dan pertama kali nyoba dan keringet-nya segitu, wah sama aja dengan kalistenik ini sih."

"Dari situ torture-nya lebih berasa," sambung Elisa lagi.

Ketika keringat bercucuran, dan matras yang dipakainya menjadi basah, sejumlah gerakan yoga yang dilakukan pun menjadi terganggu.

"Tangan bisa kepeleset, atau harus ngerem," ungkap dia.

Baca juga: Yoga 3 Kali Seminggu Bisa Turunkan Stres dan Tingkatkan Memori

Ketika awal memulai yoga, Elisa tak menduga bahwa matras merupakan alat penting dalam olahraga ini. "Saya pikir ya mat bisa yang ada aja, kan buat alas aja," sebut dia.

Ternyata Elisa salah. Saat dia mencoba matras yang bagus, gerakan-gerakan yang dia lakukan bisa diselesaikan dengan lebih baik. 

Sayangnya, kata Elisa, untuk mendapatkan matras yoga yang bagus bukan perkara mudah.

"Waktu itu, susah nyari-nya, kita harus nitip dari luar negeri untuk bisa dapet yang bagus," sebut Elisa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com