Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Memahami Konsep "Fashion Leadership" bagi Pegiat Kreatif Mode Tanah Air

Kompas.com - 07/08/2023, 17:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDUSTRI mode atau fashion sangat dinamis. Industri ini sangat mengikuti perkembangan zaman dan selera publik setiap zamannya.

Terlebih, fashion merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, sehingga industri ini akan terus mengalami perubahan. Oleh karena itu, tidak mudah berkarya dan sukses di industri fashion.

Agar bisa sukses berkarya di industri fashion, tidak hanya butuh adaptasi semata, tetapi juga jiwa kepemimpinan yang kuat.

Tanpa kepemimpinan kuat, pemilik brand tidak akan berkembang dan akan digilas zaman. Singkatnya, kepemimpinan merupakan salah satu inti terpenting dari kesuksesan industri manapun.

Fashion Leadership

Satu hal yang harus kita pahami bersama adalah pemimpin dalam fashion tidak sama dengan fashion icon.

Fashion icon lebih kepada bagaimana ia menjadi subjek perubahan dalam industri mode. Ia memperkenalkan gaya dan budaya baru dalam fashion yang membuat masyarakat mengikutinya.

Kepemimpinan dalam fashion tidak hanya itu: dia juga menentukan ke arah mana industri mode berkembang dan bagaimana memanfaatkan perubahan agar ia sukses dalam berkarya. Itulah peran pemimpin di dalam dunia mode.

Alhasil, kepemimpinan pada industri fashion adalah kepemimpinan yang mampu mengelola brand atau perusahaan fashion-nya miliknya secara efektif dan membawanya ke tingkat kesuksesan yang diinginkan.

Kepemimpinan yang memiliki visi, kreativitas, dan sensitivitas terhadap tren fashion yang ada. Selain itu, pemimpin di dunia fashion juga memiliki rasa keindahan, keanggunan, dan kepraktisan yang tinggi: karena fashion berbicara tentang penampilan dan nilai praktis di dalamnya.

Ada banyak desainer sukses, muda dan senior, yang karyanya sudah digunakan oleh banyak orang di Indonesia. Mereka juga sudah menunjukkan kepada kita jiwa kepemimpinan yang kuat, sehingga mereknya dikenal.

Ada Dian Pelangi, yang pada 2018 lalu pernah masuk ke dalam daftar Forbes “30 Under 30”.

Kemudian ada Rani Hatta, desainer yang mengawali kariernya di usia 23 tahun dengan busana Muslim yang kasual.

Tidak lupa juga ada Vivi Zubedi. Koleksi Abaya miliknya telah merambah ke Inggris, Jerman, Afrika Selatan, Dubai, dan Qatar.

Belum lagi ada Ria Miranda, Klamby, dan masih banyak brand mode berkelas lainnya.

Sejak 2016, Nina Nugroho menargetkan busana untuk para wanita profesional dan pengusaha yang ingin tampil berkelas, namun tetap simpel.

Kita juga telah mengenal para desainer senior yang menjadi figur. Ada Anne Avantie yang sukses membawa batik dan kebaya Indonesia semakin mendunia.

Indonesia memiliki desainer gaun hebat dalam diri Didi Budiardjo, yang telah mengembangkan berbagai gaun indah untuk wanita Indonesia.

Lalu, Indonesia memiliki Biyan, desainer Indonesia hebat lainnya yang telah mengembangkan banyak produk fashion penuh dengan romantisme, elegan, namun tetap praktis digunakan oleh banyak wanita.

Tentu saja masih banyak nama-nama lain dalam dunia fashion di Indonesia. Akan tetapi, satu yang perlu kita ketahui adalah brand dan produk mereka tidak bisa sukses dan dikenal masyarakat jika tidak ada jiwa dan peran kepemimpinan mereka.

Peran pemimpin sangat penting di dunia ini. Salah satu perannya adalah bagaimana mendorong anggotanya untuk kreatif.

Banyak penelitian yang membuktikan kepemimpinan akan memengaruhi kreativitas anggotanya, baik itu kepemimpinan transformatif maupun etis.

Hal terpenting adalah bagaimana pemimpin memicu kreativitas anggotanya. Shafique et al (2020) mengemukakan bahwa pemimpin dapat memicu kreativitas anggota melalui berbagi pengetahuan dan memberdayakan anggota secara psikologis.

Penelitian Al-Harbi et al (2019) menambahkan adanya pengaruh dukungan terhadap inovasi, hubungan di tempat kerja, dan bagaimana anggota belajar satu sama lain.

Namun demikian, memicu kreativitas saja tidak cukup sukses di dunia fashion. Pemimpin harus memiliki ketahanan emosi yang mumpuni.

Fashion adalah industri yang sangat dinamis, sehingga perubahan sekecil apapun bisa berdampak bagi bisnisnya.

Survei dari Harvard Business Review 2019 lalu terhadap 599 responden di berbagai industri menemukan bahwa 98 persen menganggap kecerdasan emosional dan sense of purpose sebagai hal yang penting untuk keberhasilan.

Penelitian dari Gómez-Leal (2021) bahkan menegaskan kecerdasan emosional adalah kunci untuk kepemimpinan efektif dan keterampilan/kompetensi yang paling umum digunakan adalah kesadaran diri, manajemen diri, dan empati.

Pemimpin dalam industri fashion juga perlu memiliki pola pikir keberlanjutan. Keberlanjutan di sini tidak hanya soal keberlanjutan bisnis, tetapi bagaimana produksinya menjaga kelestarian lingkungan.

Hal ini karena berbagai sampah hasil produksi pakaian bertebaran di mana-mana yang membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Ini merupakan trait yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi penting karena banyaknya polusi yang dihasilkan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com