KOMPAS.com - Tahu adalah salah satu lauk favorit dalam menu makan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Olahan kedelai ini memiliki rasa yang lezat dan mudah diolah menjadi berbagai variasi sajian.
Tahu juga tergolong gampang didapatkan dan harganya terjangkau, dibandingkan sumber protein lainnya.
Baca juga: 5 Resep Tahu Kukus, Camilan Enak Tanpa Digoreng
Tak hanya itu, tahu juga terbukti berguna membangun otot, melindungi kesehatan jantung dan menurunkan risiko kanker.
Sekitar 100 gram tahu mengandung 10 gram protein sehingga menjadikan makanan ini salah satu sumber protein nabati yang sangat baik.
Para penggiat diet vegan sangat menyukainya untuk memenuhi asupan protein harian yang direkomendasikan tanpa harus makan daging merah.
Selain itu, tahu juga bebas kolesterol, minim lemak dan kaya asam lemak omega-3.
Baca juga: Benarkah Penderita Asam Urat Tidak Boleh Makan Tahu?
Berikut adalah berbagai manfaat kesehatan tahu, dikutip dari Cleveland Clinic.
Tahu dan produk olahan kedelai lainnya kaya akan isoflavon yang membantu menurunkan tekanan darah dan menawarkan manfaat perlindungan jantung lainnya.
Sebuah studi tahun 2020 menemukan, orang yang makan satu porsi tahu setiap minggu memiliki risiko penyakit jantung 18 persen lebih rendah.
Baca juga: Makan Tahu Baik untuk Kesehatan Jantung, Begini Penjelasannya...
Sebuah studi berbeda menemukan bahwa orang yang mengonsumsi produk kedelai empat hari atau lebih dalam seminggu memiliki risiko lebih rendah terkena serangan jantung.
“Tahu adalah pilihan yang bagus bagi siapa saja yang mengikuti pola makan yang menyehatkan jantung - dan itu juga seharusnya menjadi pilihan kita semua,” kata pakar nutrisi Natalie Romito, RD, LD,.
Misalnya, tinjauan sistemik tahun 2023 terhadap hampir 50 penelitian menunjukkan , orang yang mengonsumsi lebih banyak produk kedelai, buah-buahan segar, dan sayuran memiliki risiko terkena kanker payudara yang jauh lebih rendah.
Baca juga: Alasan Wanita Harus Sering Makan Tahu dan Tempe
Studi tahun 2012 mendapati risiko kambuhnya kanker payudara lebih rendah pada orang yang mengonsumsi setengah porsi atau lebih produk kedelai setiap hari.